Pulau Kentar Minim Sinyal, Kepsek dan Guru SDN 021 Senayang Mengajar Secara Door to Door

Avatar
Minimnya sinyal internet di Pulau Kentar, Desa Laboh, Kecamatan Senayang, membuat Kepala Sekolah SDN 021 Senayang, Izwandi beserta guru melaksanakan proses belajar mengajar dengan cara door to door ke rumah muridnya.
Minimnya sinyal internet di Pulau Kentar, Desa Laboh, Kecamatan Senayang, membuat Kepala Sekolah SDN 021 Senayang, Izwandi beserta guru melaksanakan proses belajar mengajar dengan cara door to door ke rumah muridnya.

Lingga, LintasKepri.com – Minimnya sinyal internet di Pulau Kentar, Desa Laboh, Kecamatan Senayang, Lingga, membuat Kepala Sekolah SDN 021 Senayang, Izwandi beserta guru melaksanakan proses belajar mengajar dengan cara door to door ke rumah muridnya.

Hal ini dilakukan karena belajar via online masih sulit dilaksanakan saat pandemi COVID-19. Karena, didaerah setempat tidak ada akses internet.

Dengan adanya pandemi COVID-19 ini, kata Izwandi, memaksa pemerintah melakukan proses belajar mengajar seluruh siswa dengan sistem online atau tidak tatap muka.

“Sehingga bisa menjadi suatu hal yang baru bagi para siswa dan wali murid yang harus selalu memastikan akses internet di android mereka,” kata Izwandi, Senin (15/6).

Menurutnya jika dalam proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara sistem online sangat memerlukan kemampuan para wali murid dan murid dalam menggunakan internet.

Foto bersama.

Bukan hanya itu, dengan kondisi ekonomi setiap wali murid dapat dipastikan tidak semua mampu memiliki android.

Izwandi juga mengungkapkan jika pihaknya melakukan Penilaian Akhir Semester (PAS) tahun ajaran 2019/2020 untuk siswa kelas 6 terpaksa harus memakai sistem mengunjungi rumah muridnya.

“Kami melaksanakan penilaian akhir murid kelas 6 ini dengan pergi ke rumah masing-masing anak, karena akses internet disini sulit atau boleh dibilang tidak ada,” tutur Izwandi.

Dalam melaksanakan proses belajar door to door, Izwandi mengaku sedikit kesulitan. Karena, sekolah yang ia pimpin itu meliputi 4 kampung yaitu antara lain Repat, Lubuk dan Sungai Langgu.

Sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan mengunjungi rumah siswa sedikit terkendala. Dalam mengunjungi satu kampung ke kampung lain harus melewati sungai.

“Ini bukanlah untuk memutus semangat guru untuk mengajar. Kami tak ingin anak didik kehilangan kesempatan belajar di tengah pandemi ini,” pungkasnya.

(fza)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *