Program Seragam Sekolah Gratis Syahrul – Rahma Disambut Hangat

Avatar
Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang Syahrul - Rahma saat kampanye.
Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang Syahrul - Rahma saat kampanye.(dok)
Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang Syahrul - Rahma saat kampanye.
Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang Syahrul – Rahma saat kampanye.(dok)

Tanjungpinang – Pasangan calon (Paslon) Syahrul – Rahma menjadi pembicaraan masyarakat Kota Tanjungpinang, saat debat publik Pilwako Tanjungpinang 2018, yang diselenggarakan KPUD, di Hotel CK, Tanjungpinang, pada Minggu (22/4) malam

Sebab, penampilan Paslon bernomor urut 1 (satu) itu cukup berkesan bahkan mampu menghidupkan suasana hingga mengundang tepuk tangan riuh dari warga masyarakat di ruang debat.

Bukan karena tata rias dan tata busananya yang berkilau dengan sorotan cahaya lampu ruangan. Lantas, apa yang membuat banyak pengunjung bersorak-sorak, ‘SABAR Walikota Baru, SABAR Pemimpin Perubahan Tanjungpinang.’

Sesuai tema, debat yang dimulai pukul 20.00 WIB itu, kedua paslon yang menjadi peserta Pilwako 2018, yaitu Syahrul – Rahma dan Lis – Maya nomor urut 2 (dua) diminta menyampaikan program unggulannya terkait Pendidikan, Kebudayan dan Pelayanan Publik (Pemerintahan) sebagaimana dalam visi – misinya.

Nah, program SABAR menyoal sektor pendidikan mendapat sambutan hangat masyarakat Tannungpinang. Dalam program pendidikan, Syahrul — Rahma akan meningkatkan alokasi dana pendidikan.

Selain membangun infrastruktur, anggaran itu akan dialokasikan untuk membiayai “Program Seragam Sekolah Gratis.”

Syahrul – Rahma ingin semua warga masyarakat khususnya anak-anak usia sekolah harus bersekolah.

Kata Syahrul, jika diberikan kesempatan memimpin Kota Tanjungpinang lima tahun ke depan, SABAR akan menggratiskan semua perlengkapan sekolah SD dan SMP bagi warga kurang mampu.

Apa saja itu? Dari seragam sekolah nasional, baju olah raga, baju pramuka, baju kurung, baju batik, tas sekolah, sepatu bahkan kaos kaki.

“Jadi, tidak ada lagi alasan untuk tidak bersekolah. Semua anak-anak kita harus bersekolah karena perlengkapan sekolah akan kita gratiskan. Semua anak-anak kita harus bersekolah,” tegas Syahrul menyampaikan tujuan program pendidikan itu.

Ungkapan Syahrul ini seketika memecah keheningan di ruang debat. Bahkan usai debat program seragam sekolah gratis ini mendapat respon positif dari masyarakat termasuk warga net.

“Program SABAR memang jempol (bagus) karena sangat menyentuh kebutuhan warga masyarakat. Ini baru pemimpinan ‘zaman now’ berani berpihak kepada masyarakat kecil dan tidak bicara muluk-muluk,” kata sejumlah warga menyimak program SABAR di ruang debat.

Namun ditengah sambutan hangat masyarakat, program sekolah gratis ini mendapat sanggahan dari rivalnya yang disampaikan oleh Muhammad Syahrial, yang tercatat sebagai Tim Pemenangan Lis – Maya.

Melalui media sosial, anggota Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tanjungpinang ini sangat pesimis program SABAR bisa diterapkan.

Alasan Syahrial di akun Facebook miliknya, program itu akan berbenturan dengan program pusat yaitu KIP (Kartu Indonesia Pintar) yang sudah dianggarkan di APBN. Benarkah?.

Anggota DPRD Tanjungpinang dari Fraksi Golkar, Simon Awantoko, balik membalas untuk menyangkal pernyataan Syahrial. Seperti diketahui, partai Golkar merupakan partai pengusung SABAR bersama Gerindra dan PKS.

Menurut Simon, program pemberian perlengkapan sekolah gratis dibenarkan dianggarkan oleh Pemerintah Daerah, karena memang tidak yang aturan dilabrak dan juga tidak ada ketentuan yang melarang program itu.

Anggota Komisi 1 (satu) ini mengakui, program seragam gratis di Kota Tanjungpinang, hal yang baru karena untuk pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat melalui program SABAR.

“Kita akui mungkin program seragam gratis ini masih asing bagi Tanjungpinang, karena memang baru pertama kali diperkenalkan oleh Paslon Syahrul – Rahma,” kata Simon lewat pesan WA, Kamis (26/4).

Namun, sebagai anggota komisi yang membidangi pendidikan, Simon mengingatkan bahwa program seragam gratis justru sudah bertahun-tahun diterapkan di sejumlah daerah di Indonesia.

“Dan selama program tersebut dilaksanakan, tidak pernah menjadi temuan BPK. Artinya tidak ada permasalahan hukum dalam penganggaranya,” tegasnya.

“Lalu, aturan apa yang dilanggar atas program seragam gratis ini. Sebagai wakil rakyat sepatutnya kita mencerahkan rakyat bukan justru membuat bingung masyarakat dengan hal-hal yang mengada-ngada,” tambahnya.

Soal program tersebut, Simon pun mencontohkan tetangga dekat Kota Tanjungpinang, yaitu Kabupaten Bintan. Menurutnya, di bawah pemerintahan Apri Sujadi – Dalmasri Syam, Bintan sukses menerapkan program seragam gratis dan sangat membantu masyarakat khususnya golongan tidak mampu.

“Program ini memang mendapat sambutan baik dari masyarakat,” katanya.

(wae)

banner 728x90

Respon (1)

  1. Kasihan sekolah swasta ya..muridnya jd berkurang nanti Pak..klau di bintan gratis wajar tdk ada sekolah swasta..tolong di pertimbangkan..nanti tutup pula..jd ada angka pengangguran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *