Tanjungpinang, LintasKepri.com – Fiermalon (57) warga Jalan Tugu Pahlawan Kota Tanjungpinang harus mendekam di sel tahanan Polsek Tanjungpinang Barat. Ia ditangkap polisi karena ketahuan mencuri seluler milik keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang baru-baru ini.
Modusnya berpura-pura menjadi keluarga pasien. Tersangka Fiermalon diketahui berprofesi sebagai sopir. Ia pun tak berkutik setelah aksinya terungkap oleh salah satu keluarga pasien.
Saat diperiksa keluarga pasien, didalam saku tersangka ditemukan seluler dari hasil pencurian yang dilakukannya. Tersangka kemudian diserahkan ke Satpam rumah sakit, selanjutnya diamankan oleh anggota Polsek Tanjungpinang Barat.
Wakapolres Tanjungpinang, Kompol Andy Rahmansyah didampingi Kapolsek Tanjungpinang Barat AKP Yuhendri, saat konferensi pers, Kamis (9/3), di Mapolsek Tanjungpinang Barat mengatakan bahwa Fiermalon dalam melakukan aksinya berpura-pura menjadi keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang.
“Pada hari Rabu, (01/03), pelaku berpura-pura menjadi keluarga pasien di ruang lobby Dahlia. Ketika keluarga lengang, ia mengambil satu unit handphone merk Cross,” kata Andy.
Setelah berhasil, tersangka Fiermalon lagi-lagi melakukan aksinya yang sama pada Minggu (05/03) dilokasi yang sama.
“Usai melakukan aksi pertama, ia kembali melakukan aksi kedua dengan modus yang sama. Namun pada saat mengambil barang didalam tas salah satu perawat yang piket, ia tertangkap oleh salah satu keluarga pasien,” terang Andy.
Setelah tertangkap tangan oleh keluarga pasien, akhirnya didalam saku celana pelaku didapati satu unit handphone merk Cross.
“Yang menangkap ini merupakan korban pertama. Sehingga pelaku diserahkan ke Polsek Tanjungpinang Barat untuk mengikuti proses hukum,” tuturnya.
Ditangan pelaku polisi mengamankan dua unit handphone merek Cross dan Samsung Galaxy.
Sementara itu, tersangka Fiermalon saat diwawancara mengaku aksi yang dilakukannya itu karena kebutuhan ekonomi.
Sebelum melakukan aksinya, ia mengaku baru lima hari berada di Kota Tanjungpinang.
“Saya baru lima hari di Tanjungpinang. Sebelumnya saya menjadi sopir angkot di Batam. Karena persaingan di Batam ketat, saya pindah ke Tanjungpinang,” kata dia.
Aksi nekatnya itu dikarenakan kebutuhan ekonomi yang melanda.
“Anak saya masih kecil. Jadi butuh uang pak,” tutup tersangka ini.
(Suaib)