Lintaskepri.com, Tanjungpinang – PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kota Tanjungpinang mengajak masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik agar mengurangi emisi karbon secara bertahap.
Anang Saputro Tim Leader Sales Retail PLN UP3 Tanjungpinang menyampaikan dalam rangka melaksanakan program Pemerintah yang ramah lingkungan maka pihaknya menganjurkan untuk beralih kepada kendaraan listrik.
“Yang pasti nya hemat, dan ini tentunya baik dalam mengurangi polusi dan emisi yang ada di daerah,” kata Anang Saputro kepada wartawan.
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) saat ini sudah tersedia di beberapa tempat di Tanjungpinang dan Bintan dan juga sudah bisa digunakan oleh masyarakat sebelum diresmikan nantinya.
“Sekarang ada tiga titik pengisian, di PLN daerah Suka Berenang, di Tanjung Uban Bintan, dan di UP3 PLN Bakar Batu dengan daya charging sekitar 7,7 kWh,” jelasnya.
Kemudian pada bulan Juli nantinya akan dilakukan peresmian serentak secara seremonial, serta cara petunjuk menggunakan sistem pengisian berbayar melalui aplikasi mobile PLN di Play Store maupun App Store.
“Nanti sistem bayarnya mengunakan aplikasi, jadi masyarakat bisa registrasi dulu dan pastinya sebelum charger harus dilakukan pengisian saldo, sistemnya hampir sama seperti pengisian token listrik, tentunya hemat dan murah, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” terangnya.
Sebagai informasi program Pemerintah yakni Green economy adalah konsep yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan, rendah karbon, hemat sumber daya dan inklusif secara sosial.
Selain itu konsep green economy
merupakan salah satu upaya dalam mendukung berjalannya pertumbuhan dan pembangunan Indonesia dengan memasukkan enablers atau faktor-faktor yang memungkinkan investasi pertumbuhan hijau, dalam perencanaan sektoral, Kabupaten, Provinsi, maupun Nasional
Rencana green economy telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu faktor menuju transformasi ekonomi dalam jangka menengah panjang dengan tujuan memulihkan ekonomi akibat Covid-19, sehingga pada tahun 2016 Pemerintah menargetkan nol emisi atau zero emission yang membutuhkan biaya mencapai Rp28,223 triliun. (Mfz)
Editor: Ism