Kepri, LintasKepri.com – Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Huzaifah Dadang Abdul Gani, mengingatkan agar seluruh sekolah jangan terburu-buru untuk membuka aktivitas proses belajar mengajar secara tatap muka meskipun daerah tersebut sudah zona hijau dari pandemi corona.
“Jangan terburu buru, harus hati-hati,” tegasnya di Tanjungpinang, Jumat (19/6).
Ia juga menyarankan agar pemerintah setempat meminta pendapat para ahli seperti ahli kesehatan, pendidikan dan psikologi.
Dadang juga menyebut tidak ada yang bisa menjamin keselamatan anak didik untuk suatu wilayah yang masuk kategori zona hijau.
“Kita tidak tahu apakah COVID-19 itu masih ada apa tidak. Tidak ada yang bisa menjamin kalau benar-benar bebas dari COVID-19. Karena siswa atau guru kan berada di lintas zona,” tuturnya.
Dadang mencontohkan, misalnya sekolah di zona hijau, guru atau siswa bisa saja di zona kuning atau merah.
Maka dari itu, PGRI, sambung mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang ini,
menyarankan agar sekolah berhati-hati.
“Optimalkan saja dulu sistem jarak jauh. Kan kita sudah evaluasi pembelajaran secara daring. Insya Allah optimal,” sebutnya.
Dadang tak menepis jika ada sejumlah guru yang mengeluhkan kondisi internet didaerah terpencil soal pembelajaran secara daring.
“Ada guru yang mengeluhkan masalah jaringan internet. Kasihan kita. Tapikan pembelajaran jarak jauh tidak hanya daring saja. Bisa semi daring, dan luring,” tutur dia.
Kemendikbud, kata Dadang, saat ini sedang mengkaji jadwal anak didik untuk masuk sekolah. Untuk SMA dan SMP diperkirakan akan masuk pada Juli mendatang.
“Sedangkan SD dan TK dua bulan lagilah. Karena karakter anak SMA dan SD kan beda. Lebih paham anak SMA. Sekarang pemerintah daerah sedang menunggu aturan dari pusat,” demikian kata Dadang.
(san)