Pernikahan Pasangan Muda Didominasi Karena Faktor “Kecelakaan”

Jan 13, 2017
Buku nikah (foto:Ilustrasi)Buku nikah (foto:Ilustrasi)
Buku nikah (foto:Ilustrasi)
Buku nikah (foto:Ilustrasi)

Natuna, LintasKepri.com – Penghulu pertama Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bunguran Timur M.Imam Badrus Sholeh mengungkapkan, di tahun 2016 di wilayah ini pasangan muda mendominasi angka perkawinan. Hanya saja hal itu disebabkan karena faktor hamil duluan.

“Mirisnya lagi, dari sekitar 70 persen angka pernikahan pasangan muda tersebut, sisanya disebabkan oleh faktor “kecelakaan” waktu pacaran alias hamil duluan. Mereka yang hamil duluan biasanya anak remaja dibawah umur,” kata dia, Jumat.

Kepada LintasKepri Imam mengaku prihatin dengan pergaulan bebas remaja di Natuna yang semakin menyimpang dari ajaran agama.

Ironisnya lagi hubungan layaknya suami istri sudah menjadi hal yang “lumrah” bagi mereka.

“Saya sangat prihatin dengan keadaan ini karena seharusnya hal itu tidak terjadi. Pandangan soal agama sudah mulai pudar, itu karena orang tua juga tidak memiliki kesadaran dalam tanggungjawab untuk membimbing anaknya,” tuturnya.

Gambaran perilaku tak memiliki rasa malu dan bersalah bagi para remaja tersebut dibeberkan oleh Imam saat menikahi para calon pengantin dibawah umur.

“Waktu kita sedang memberi bimbingan kepada mereka terlihat cuek saja seperti tidak terjadi apa-apa, bahkan sebagian dari mereka mengaku sudah terbiasa melakukan hubungan intim sewaktu pacaran,” ucap penghulu ini.

Meskipun menurut Undang-Undang Perkawinan tahun 1974 tidak ada larangan menikah bagi calon pengantin yang hamil duluan, namun bagi mereka yang belum cukup umur harus mendapatkan dispensasi dari pengadilan agama setempat agar dapat disetujui pernikahannya di KUA.

Permasalahan kenakalan remaja di Natuna terbilang sudah cukup mengkhawatirkan. Hal itu diperkuat dengan terjadinya kasus pemerkosaan belum lama ini.

Tiga orang pelajar yang duduk dibangku sekolah menengah atas tega memperkosa seorang pelajar berusia 11 tahun secara bergilir karena dipengaruhi minuman beralkohol.

Bahkan, masyarakat Natuna juga sempat dihebohkan dengan terkuaknya kisah asmara antara seorang oknum DPRD Natuna dengan seorang siswi sekolah menengah atas (SMA) di Ranai berinisial NV, yang akhirnya berujung pada aborsi karena NV hamil.

Sudah saatnya pemerintah daerah dan seluruh unsur elemen masyarakat mengambil tindakan atas kenakalan remaja di Kabupaten Natuna agar tak terulang kembali.

Karena jika dibiarkan masalah tersebut, akan semakin berlarut dan berkembang seiring perkembangan daerah.(Pian/Crm)

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *