Edi: Saya pernah lihat Asrul dipukuli kawan-kawannya dan sempat diancam mau dibunuh
Tanjungpinang, LintasKepri.com – Meninggalnya Asrul Alfalaq (20) mahasiswa program Studi Hukum Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) masih dianggap misterius. Pasalnya, sampai hari ini masih banyak dugaan atas meninggalnya dia. Ditambah lagi keluarga tak ingin memperpanjang masalah ini, namun polisi masih terus melakukan penyelidikan mendalam terkait meninggalnya Asrul.
Baca: Buah Hati Mantan Cabup Lingga Ditemukan Meninggal Dunia
Edi (40), pedagang asongan bundaran naga Kilometer 9 sempat melihat sebulan yang lalu Asrul Alfalaq yang ditemukan tewas tepat dibelakang pintu asrama putri Ikatan Mahasiswa Kabupaten Lingga (IMKL) Kota Tanjungpinang, Kelurahan Batu 9 Kecamatan Tanjungpinang Timur, Bintan Center, Minggu (14/8) sekitar pukul 07.00 WIB.
Dirinya pernah melihat Asrul berkelahi dengan beberapa temannya di ruko sekitaran bundaran naga Kilometer 9.
“Mereka berkelahi, Asrul dipukuli sama kawan-kawannya tapi dia tidak melawan, hanya menghindar, temannya yang melerai,” ujar Edi kepada LintasKepri.com Selasa (16/8) sore.
Setelah dipukuli, Edi menceritakan kabar tentang ujaran temannya kalau hal itu terjadi disaat sedang mabuk-mabukan di seputaran bundaran tersebut. Ia mengatakan, Asrul sempat dipukul dengan gitar hingga gitar itu hancur, namun lagi-lagi dia (Asrul) tidak marah.
“Pagi itu Asrul beli rokok ditempat saya. Saya bertanya kenapa tadi malam. Dia jawab, biasalah teman mabuk Bang, kalau sudah mabuk pasti reseh (rusuh,red) ni tangan saya kenal pukul semalam, (sambil menunjukkan tangannya berbekas memar),” ujar Edi sembari menirukan perkataan Asrul kala itu.
Dia sempat bertanya kepada Asrul, “Kenapa kamu tidak melawan kalau dipukuli gitu,” tanya Edi. Asrul pun menjawab “Saya gak berani yang satu itu dia punya pisau, kemana-mana bawa pisau,” ujarnya meniru ucapan Asrul sebulan lalu.
Tidak hanya sekali perkelahian itu terjadi, bahkan, kata Edi, kalau sudah malam mereka sering berantem dekat bundaran.”Tunggu kau ya aku bunuh nanti,” kata Edi menirukan teriakan para muda mudi itu kalau sudah mabuk dan berkelahi.
“Saya sering memperingatkan mereka. Saya bilang kalau mau kelahi jangan disini, nanti kalau ada apa-apa saya yang susah. Saya takut jualan saya jadi sasaran mereka,” ungkapnya lagi.
Edi menilai Asrul adalah sosok yang pendiam dan lugu. Beberapa kali sepeda motornya digunakan temannya untuk kebut-kebutan di bundaran naga hingga menabrak pohon namun Asrul tidak pernah marah.
“Masih saja motornya saya lihat dipakai kawan-kawannya untuk kebut-kebutan, dan pernah sampai menabrak pohon didepan bundaran naga sampai berdarah darah kawannya tapi gak tau kenapa ya masih juga mau bermain dengan mereka,” herannya.
Edi terkejut ketika Asrul ditemukan masyarakat tidak bernyawa di belakang asrama Putri IMKL. Ketika melihat jenazah Asrul “Oh anak ini, saya tau rumahnya,” ujar Edi saat itu kepada polisi dan menunjukkan rumahnya tepat dibelakang asrama itu.
Menurut keterangan Kapolsek Tanjungpinang Timur, AKP Efendi Ali, Asrul ditemukan dalam kondisi terbaring tepat dibelakang asrama putri tersebut.
“Kami masih menunggu hasil visum dari RSUP Kepri,” terangnya saat dikonfirmasi.
Namun belum ada keterangan resmi mengenai tewasnya Asrul yang dianggap masih misterius.
Pengakuan beberapa teman yang mengenal Asrul di Kabupaten Lingga, mereka mengatakan Asrul merupakan pemuda santun dan ramah kepada siapapun.
“Saya tidak sangka Asrul bisa meninggal, semoga amal ibadahnya diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap mahasiswa yang juga berasal dari tempat Asrul, Kabupaten Lingga. (Aji Anugraha)