Natuna, LintasKepri.com – Meski terbilang sukses dan meriah, namun ternyata pelaksanaan Festival Pulau Senua 2018 di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih menyisakan banyak cerita miris dikalangan masyarakat.
Betapa tidak, event akbar yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Natuna dan Dispar Provinsi Kepri itu, dinilai masih belum memberikan pelayanan memuaskan bagi para pengunjung. Pasalnya, event tahunan yang mampu menyedot ribuan pengunjung tersebut, tidak dilengkapi dengan sarana mandi cuci kakus (MCK) yang layak. Sehingga banyak para pengunjung yang mengaku kesulitan saat akan buang hajat.
Demikian dikatakan oleh Bernard Simatupang (49), salah seorang pengunjung asal Kota Ranai, yang ditemui media ini di Pulau Senua pada Minggu (24/06/2018) kemarin. Pria kelahiran Kota Medan Sumatra Utara itu menyebutkan, bahwa sarana MCK yang tersedia di Pulau Senua, sangat memprihatinkan.
“Istri saya mau buang air besar, eh ternyata didalam WC nggak ada airnya, akhirnya kami memutuskan untuk pulang cepat. Nggak mungkin dia (istrinya, red) buang air besar disemak-semak, sementara orang ramai,” keluh Bernard kepada LintasKepri.com.
Selain tidak tersedia air bersih di ruang WC, juga tidak tersedia gayung dan ember untuk mengambil air dari tempat bilas.
“Ditempat mandi itu ada airnya, tapi sedikit. Tapi bagaimana kita mau ngambil, sedangkan ember dan gayungnya tidak ada. Orang-orang itu (pengunjung lainnya, red) hanya pakai aqua gelas, tapi hanya cukup untuk nyiram saat buang air kecil, kalau untuk buang air besar jelas nggak cukup,” katanya menerangkan.
Terpisah, keluhan serupa juga terucap dari pengunjung lainya. Adalah Ana Asmara (27), wanita asal Kecamatan Pulau Tiga itu, juga mengaku sangat kesulitan ketika ingin buang hajat.
“Nggak bisa untuk buang air besar, nggak ada airnya,” ujar Ana, saat ditemui di Pulau Senua.
Selain tidak tersedia air dan gayung, kata Ana, aroma pesing didalam WC juga sangat menyengat. Sehingga sangat tidak memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjung yang ingin menggunakan sarana MCK tersebut.
“Baunya busuk betul. Pasti orang yang habis buang air nyiramnya nggak bersih,” bebernya.
Bernard dan Ana serta para pengunjung lainnya, berharap kepada pihak terkait maupun pengelola, agar membangun sarana MCK yang layak dan memadai. Karena MCK merupakan sarana vital yang sangat diperlukan disetiap tempat rekreasi atau objek wisata, seperti Pulau Senua yang saat ini tengah dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan Kabupaten Natuna.
Sementara itu Kepala Dispar Provinsi Kepri, Boeralimar menjelaskan, bahwa saat ini Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah, tidak bisa membangun sarana umum atau fisik dikawasan Pulau yang menyerupai wanita hamil tersebut. Pasalnya, salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Kabupaten Natuna itu, status lahannya belum dibebaskan oleh Pemerintah.
“Kalau status lahannya sudah dibebaskan, baru kita bisa masukkan pembangunan fisiknya. Saat ini kita belum bisa bangun apa-apa di Pulau Senua, kalau kita bangun nanti temuan,” terang Boeralimar kepada sejumlah awak media.
Laporan : Erwin Prasetio