“Istilahnya saya berbicara bukan untuk menjelek-jelekkan, kite ini berbicara apa adanya dan yang sebenar-benarnya,”
Tanjungpinang, LintasKepri.com – Penambang boat terbuat dari kayu bermesin yang biasa disebut pompong, Sudirman (42) warga Kampung Bugis berprofesi sebagai penambang rute Tanjungpinang-Kampung Bugis menilai lebih enak zaman Walikota Suryatati A Manan dari pada sekarang.
“Semenjak pemerintahan pak Lis ini penambang tidak ada pernah mendapatkan bantuan berupa life jacket hingga renovasi pompong terkecuali waktu zaman bu Suryatati yang memberikan bantuan tiap tahun,” katanya kepada LintasKepri.com di pelantar 2 Kota Tanjungpinang, Rabu (24/8) petang.
Sudirman menyebut bantuan tersebut direalisasikan melalui Dinas Sosial saat kepemimpinan Walikota Suryatati A Manan.
“Bantuan itu dari bu Suryatati semua. Semenjak pak Lis, tak ada langsung. Tak pernah dapat,” tegasnya.
Sudirman yang berprofesi selama 10 tahun sebagai penambang ini menjelaskan, bantuan lebaran ditahun ini untuk para penambang pompong juga tak didapat.
“Seperti lebaran kalau zaman bu Suryatati kami dapat bantuan berupa uang untuk penambang. Zaman pak Lis tak dapat langsung baik berupa minuman buat lebaran. Tidak ada perhatianlah dari orang dia untuk penambang-penambang,” ucapnya.
Sudirman berbicara bukan untuk menjelek-jelekkan pemerintahan saat ini. Ia berbicara sesuai kenyataan.
“Kite ini berbicara apa adanya dan yang sebenar-benarnya. Tidak memihak dengan pemerintahan ini itu, tapi menurut saya jauh bagus Ibuk Tatik. Perhatian dia (Suryatati A Manan,red) untuk penambang ini ada. Satu tahun dua kali berkumpul di tepekong sama ibu dan penambang. Semua penambang dikumpulkan, baik dari penambang Penyengat, Pelantar 1 dan 2 berkumpul tak ada dibeda-bedakan. Kalau sekarang tak ada langsung semenjak dia (Lis,red) memimpin sampai sekarang tak ada, tak pernah,” tegasnya lagi.
Sudirman menjelaskan, bantuan dari Suryatati A Manan sudah habis dimakan usia saat dipergunakan.
“Ibu Tatik beri bantuan life jacket ada 3 sampai 4 buah sama rata dengan penambang lain karena pompong kami ukuran kecil,” jelasnya.
Dirinya bersama rekan lain, dalam mendapatkan penumpang harus antri terlebih dahulu dengan durasi 5 menit. Sehingga, jumlah penumpang yang didapat tak tentu.
“Karena pakai antri dan waktu. Kalau nasib kita bagus penumpang bisa mencapai 5 sampai 6 orang. Tapi, kalau nasib kurang bagus bisa 1 dan 2 orang saja,” ucapnya.
Pasca insiden pompong rute Tanjungpinang-Penyengat tenggelam, sambung Sudirman, Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah belum mendatangi para penambang di pelantar 2 guna memberikan imbauan tentang keselamatan berlayar.
“Semenjak kejadian itu pak Lis juga belum ada kesini dan mengimbau. Kami pun juga bukan berharap betul, kalau bisa tolonglah kepada pak Lis memperhatikan penambang boat dan juga kondisi pompong kami. Sebab, penambang inikan orang susah. Habis besok, cari lagi. Jadi kalau untuk membeli boat baru susah dan tak mampu,” harapnya.
Hal senada juga diutarakan rekan Sudirman yang meminta kepada Pemko Tanjungpinang untuk memperhatikan penambang pompong pesisir.
“Istilahnya coba pak Lis mau pendekatan dengan penambang, dan sekali-kali silaturrahmi,” kata rekan Sudirman sesama penambang pompong.
Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan bahwa sudah ada bantuan diberikan ke penambang pompong.
“Tahun 2014 sudah kita berikan bantuan, coba tanya ke Dinas Perhubungan,” singkatnya.
Sementara Kadishubkominfo Tanjungpinang, Wan Samsi saat dikonfirmasi mengatakan, tahun 2013 diberikan bantuan tenda untuk penambang Pulau Penyengat, Kampung Bugis dan Senggarang.
“Bantuan sesuai keluhan penambang karena hujan kehujanan dan panas kepanasan,” ujarnya.
Sebelumnya, lanjut Wan Samsi, pernah juga diberikan bantuan pelampung ke penambang pompong sebelum dirinya menjabat Kepala Dinas Perhubungan Kota Tanjungpinang.
“Sebanyak 800 lebih untuk penambang, untuk Pulau Penyengat 380 lebih, tapi mereka banyak tidak memakai, malah di taruh di rumah bahkan ada yang dijadikan pelampung bubu,” ungkapnya.
Kedepan Pemko Tanjungpinang sedang mengusahakan dengan pihak ketiga untuk memberikan bantuan ke para penambang pompong.
“Sesuai dengan kondisi keuangan, kita lagi usahakan bantuan dengan Bank Indonesia,” katanya. (dar/rie)