Lintaskepri.com, Batam – Pemerintah Kota Batam menetapkan lima langkah strategis untuk menjaga inflasi tetap stabil.
Salah satu fokus utama adalah memastikan stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, melalui Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Batam Tahun 2025, yang berlangsung di Ruang Raja Haji Fisabilillah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Senin (28/04/2025).
“Inflasi Kota Batam saat ini tercatat stabil di angka 2,53 persen. Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan harus menjaga kestabilan ini untuk mendukung peningkatan daya beli masyarakat,” ujar Jefridin.
Selain menjaga harga pangan, langkah strategis lainnya meliputi optimalisasi transportasi dan logistik untuk memastikan distribusi barang kebutuhan pokok berjalan lancar, koordinasi dengan instansi terkait dalam mengantisipasi dan merespons fluktuasi harga, edukasi kepada masyarakat terkait perkembangan inflasi dan pola konsumsi yang bijak.
Kemudian, menginspeksi rutin harga kebutuhan pokok di pasar dan distributor, serta penguatan kerjasama antardaerah dan pelaksanaan gerakan menanam.
“Pemko Batam juga rutin menggelar operasi pasar murah, terutama menjelang Ramadan dan hari besar keagamaan, bekerja sama dengan asosiasi distributor di Batam untuk menekan harga pasar,” tambah Jefridin, yang juga menjabat sebagai Ketua Harian TPID Kota Batam.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepri, Rony Widijarto Putu Baskoro, dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan bahwa pada Maret 2025 inflasi Batam tercatat sebesar 0,11 persen (month to month/mtm), meningkat dibandingkan Februari 2025 sebesar 0,03 persen (mtm).
Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Batam mencapai 2,53 persen, melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 2,88 persen.
Rony menjelaskan bahwa inflasi di Batam dipengaruhi oleh kenaikan harga sejumlah komoditas, seperti emas perhiasan, daging ayam ras, udang basah, baju muslim wanita, dan pisang.
Meski demikian, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Batam tetap tumbuh solid dan menjadi yang tertinggi di Provinsi Kepri.
Dari sisi digitalisasi keuangan daerah, Rony menambahkan bahwa indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) Kota Batam terus menunjukkan peningkatan sejak 2022.
Saat ini, seluruh transaksi belanja dan pendapatan, termasuk pajak dan retribusi, telah terelektronifikasi melalui kanal konvensional, non-digital, dan digital.
“Pertumbuhan penerimaan pembayaran menggunakan QRIS terus menunjukkan tren positif, baik dari sisi volume transaksi, jumlah pengguna, maupun jumlah merchant. Penggunaan QRIS lintas negara (QRIS Cross Border) juga menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan,” paparnya.(*)