Pemkab Lingga Bentuk Satgas Padi

Avatar
Bupati Kabupaten Lingga, Alias Wello saat meninjau sawah di Linggga.
Bupati Kabupaten Lingga, Alias Wello saat meninjau sawah di Linggga.
Bupati Kabupaten Lingga, Alias Wello.
Bupati Kabupaten Lingga, Alias Wello.

Lingga, LintasKepri.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga, Provinsi Kepulauan Riau membentuk Satuan Tugas (Satgas) Padi terbilang 2020 yang bertujuan untuk mensukseskan program pencetakan sawah baru seluas 3.000 hektare oleh Kementerian Pertanian RI Tahun Anggaran 2017 di Bumi Bunda Tanah Melayu itu.

“Pembentukan Satgas Padi Lingga terbilang 2020 ini sebagai bukti keseriusan Pemkab Lingga dalam merespon program pemerintah pusat untuk menghentikan dominasi beras impor ilegal di wilayah perbatasan, khususnya di wilayah Kepri,” ungkap Bupati Lingga, Alias Wello di Jakarta, Minggu (22/1/2017).

Menurut dia, Satgas Padi Lingga terbilang 2020 ini dibagi berdasarkan wilayah atau lokasi pencetakan sawah yang dipimpin langsung oleh pejabat eselon II.

Mereka yang dipercaya memimpin Satgas di masing–masing lokasi akan didampingi penyuluh pertanian yang sudah terlatih dan berpengalaman.

“Satgas Padi ini diberi tanggungjawab mulai dari pencetakan sawah, penanaman padi, panen dan pasca panen. Mereka diharapkan bisa bersinergi dengan Satgas dari TNI AD sebagai pelaksana kegiatan cetak sawah baru di lapangan,” kata Awe sapaan akrab Bupati Lingga ini.

Bupati Kabupaten Lingga, Alias Wello saat meninjau sawah di Linggga.
Bupati Kabupaten Lingga, Alias Wello saat meninjau sawah di Lingga.

Mantan Ketua DPRD Lingga ini menginginkan semua pihak baik masyarakat, khususnya petani, maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Lingga ikut terlibat dan bertanggungjawab mensukseskan program cetak sawah baru ini.

“Para penanggungjawab Satgas wilayah di masing–masing lokasi pencetakan sawah baru ini, saya minta melaporkan progres kegiatannya secara berkala kepada Bupati. Bagi yang berhasil menjalankan tugas ini, tentu ada penilaian. Begitu juga sebaliknya. Semua harus fokus di sawah dan kurangi perjalanan dinas keluar daerah,” tegas Awe.

Sebagaimana diketahui, dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Lingga pada 7 September 2016 lalu, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman memproklamirkan Kabupaten Lingga sebagai basis pertanian organik terbesar di wilayah perbatasan Indonesia–Singapura.

Ia berharap dengan mencetak sawah di daerah perbatasan, khususnya di wilayah Kepri, maka dominasi beras selundupan di Kepri akan berhenti dengan sendirinya.

Letak geografis Kepri yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia menjadi alasan utama Menteri Amran Sulaiman membangun lahan pertanian di Kabupaten Lingga.

Ia mengibaratkan kedekatan jarak tempuh pengiriman barang dari Kepri ke Singapura, cukup sekali lemparan saja.

“Cara paling efektif untuk menghentikan masuknya beras selundupan melalui pelabuhan tikus itu, adalah membangun lumbung pangan di daerah perbatasan. Untuk urusan Singapura, cukup diselesaikan oleh Kepri. Tanam padi organik, panen tinggal lempar sudah ekspor,” tutupnya.

(suaib/redaksi)

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *