Natuna, LintasKepri.com – Setelah sehari sebelumnya melakukan pembinaan dan pendataan Industri Rumahan (IR) di Kecamatan Serasan, Partisipasi Publik Untuk Perempuan dan Anak (PUSPA) Bahari Kabupaten Natuna, kembali melakukan pembinaan dan pendataan IR di Gedung Serba Guna, Desa Arung Ayam, Kecamatan Serasan Timur, pada Kamis (27/06/2019) siang.
Dalam melakukan kegiatannya, PUSPA Bahari Natuna didampingi oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Natuna.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Sosial PPPA Natuna, Hj. Kartina Riauwita membuka secara resmi acara pendataan dan pembinaan bagi ratusan ibu rumah tangga yang menjadi pelaku IR.
Kartina mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi khususnya bagi kaum perempuan, dan bagaimana cara meningkatkan IR.
“Ibu-ibu yang kami undang adalah pelaku-pelaku usaha yang dikategorikan ke dalam IR. Sekarang kita data dulu, ibu-ibu masuk dalam kategori yang mana. Saya membawa rekan-rekan dari PUSPA Bahari Natuna yang akan membantu dalam proses pembinaan dan pendataan. Tahun lalu, perhatian PUSPA Bahari Natuna kepada anak-anak putus sekolah. Setelah dicari informasi, kebanyakan anak putus sekolah karena faktor ekonomi. Oleh sebab itu, saat ini PUSPA Bahari Natuna lebih memfokuskan terhadap IR dalam meningkatkan kesejahteraan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi perempuan,” jelas Kartina.
Sambil memperlihatkan contoh produk IR dengan kemasan yang menarik dan tahan lama, Kartina memaparkan keinginan untuk membuat standar produk IR, dengan kualitas yang sama dan mutu terjamin.
Lambat laun, sambung Kartina, apabila IR dikerjakan dengan serius, dapat membantu suami dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Tapi harus diingat, kaum perempuan tetap ingat kodratnya sebagai seorang wanita yang tetap melayani anak dan suami.
Sementara itu Camat Serasan Timur, Khaidir mengatakan, kesempatan seperti ini merupakan hal yang sangat di tunggu-tunggu oleh kaum perempuan yang ada di daerahnya. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi dan antusias ibu-ibu yang hadir cukup banyak. Ini merupakan kesempatan ibu-ibu pelaku usaha untuk mengutarakan kendala dalam usahanya dan mendapat ilmu.
“Disini masih banyak kendala, sistemnya dari tangan ke tangan dengan biaya produksi yang tinggi, kadang harga tidak sebanding dengan biaya produksi dan cara pengerjaannya masih manual,” kata Khaidir.
Khaidir berharap, kepada para suami, dari pada waktu habis terbuang sia-sia, lebih baik membantu istrinya mengelola IR kalau ingin sukses dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dari sektor ekonomi.
Sementara itu, Sekretaris PUSPA Bahari Natuna, Sugianto Utomo, atau yang lebih akrab disapa Yanto, terlebih dahulu memperkenalkan PUSPA Bahari Natuna kepada kaum ibu sebagai peserta kegiatan. Dia menjelaskan, bahwa PUSPA Bahari Natuna merupakan lembaga partisipasi publik untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di bawah naungan Dinsos PPPA Natuna.
Ia melanjutkan, para pengurus dan anggota PUSPA Bahari Natuna terdiri dari lembaga profesi, akademisi, media komunitas sosial dan dunia usaha.
“Saat ini kami fokuskan dalam pendataan IR dalam mewujudkan kemandirian ekonomi perempuan,” jelas Yanto.
Narasumber kegiatan pendataan IR, yang juga merupakan salah satu pengurus PUSPa Bahari Natuna, Dallah menghimbau, sebagai seorang perempuan, gendaknya harus berusaha untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Jangan malu karena kelemahan, dan jangan takut untuk mencoba.
Lanjut perempuan yang saat ini merupakan salah seorang dosen di STAI Natuna, bahwa keberhasilan seorang perempuan di dapat dari dukungan suami, anak, masyarakat dan pemerintah. Apabila dukungan ini maksimal, dan dikerjakan secara serius dan tekad yang kuat, IR ini bisa menjadi pendukung sektor perekonomian keluarga dan sektor pembangunan daerah.
“Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menjalankan IR, yakni produksi harus terus berkelanjutan, kemasan yang menarik, ramah terhadap pelanggan, kebersihan, pemanfaatan tekhnologi sebagai sarana pemasaran dan tetap menjaga mutu serta kualitas produk,” pungkasnya.
Editor : Erwin Prasetio