Mushola dan Perpus SD Memprihatinkan, Walikota: Kepsek Jangan Dikit-dikit Mewek

Avatar
Inilah kondisi Mushola di SDN 009 tanjungpinang Timur yang diperuntukan bagi peserta didik dalam menunaikan ibadah.
Inilah kondisi Mushola di SDN 009 tanjungpinang Timur yang diperuntukan bagi peserta didik dalam menunaikan ibadah.
Inilah kondisi Mushola di SDN 009 tanjungpinang Timur yang diperuntukan bagi peserta didik dalam menunaikan ibadah.
Inilah kondisi Mushola di SDN 009 Tanjungpinang Timur yang diperuntukan bagi peserta didik dalam menunaikan ibadah.

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Kondisi Mushola di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 009 Jalan Rawasari Tanjungpinang Timur kondisinya memprihatinkan. Berdiri tanpa jendela kaca dan pintu dihiasi cat yang telah memudar.

Bangunan itu difungsikan oleh peserta didik muslim untuk menunaikan ibadah shalat. Selain itu juga, ruang baca (perpustakaan) disaat hujan lebat mengguyur, air menembus plafon (bocor) hingga mengenai buku-buku yang telah tertata rapi di rak penyimpanan.

Bahkan pihak sekolah juga menyebut sekolah ini langganan banjir di musim hujan. Disekolah ini ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS)-nya juga masih menumpang di perpustakaan.

Ketika ditanya perihal tersebut, Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah justru meminta kepada Kepala Sekolah (Kepsek) di sekolah tersebut untuk lebih kreatif dalam mengatasi persoalan yang terjadi.

Uniknya lagi, walikota ini menilai bocornya ruangan perpustakaan di sekolah itu seolah tak menjadi sebuah masalah. Lis mengibaratkan besarnya lubang yang bocor hanya “seupil”.

“Kalau yang namanya bocor seupil harus Pemko juga yang menangani, itu sudah salah kayaknya. Jadi kepala sekolah enak banget bocor sikit ngadu ke wartawan, kalau kayak gitu enak dong jadi kepala sekolah,” ucap Lis, Jumat (3/2) di Kantor Lurah Batu IX.

Kata dia, setiap sekolah itu memiliki dana operasional untuk merawat gedung maupun fasilitas sekolah.

“Yang namanya sekolah itu punya anggaran tersendiri. Baik itu dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan dana pemerintah untuk operasional sekolah,” tegas Lis.

Ia berjanji akan meninjau kepala sekolah yang tidak melakukan kreatifitas dan inovasi seperti ini.

“Akan saya tinjau ini kepala sekolah yang kayak gini, karena dia memiliki tanggungjawab untuk menjembatani dan memanajerial sehingga dapat bekerja dengan kreatifitas. Jangan dikit-dikit nangis mewek,” katanya.

(Budi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *