Tanjungpinang, LintasKepri.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tanjungpinang mengaku belum pernah melihat sejumlah foto dugaan skandal mirip wali kota Rahma dengan seorang pria bukan suaminya, meski sejumlah media sudah memberitakan.
“Sampai hari ini saya belum dapat bukti-bukti (foto) itu. Jadi, saya tidak bisa berbicara terlalu dalam. Sebab, ini menyangkut harga diri orang. Saya gak tahu. Saya gak pernah lihat foto dia (Rahma) berduaan,” kata Ketua MUI Tanjungpinang, Pauzi.
MUI hanya mengetahui persoalan itu setelah suami Rahma, Agung Wira Dharma, mengklarifikasi foto tersebut yang katanya terjadi saat syuting film.
“Kami hanya mengetahui pemberitaan setelah suaminya mengklarifikasi foto itu saat main film. Saya juga belum tahu soal film tersebut (Janji di Atas Pelantar,-red),” kata Pauzi.
Secara kelembagaan, sambung dia, MUI hanya mendengar isu-isu soal foto tersebut. “Tidak ada bukti yang kami dapati secara jelas baik itu foto maupun video. Tak tahu, tak pernah tengok dan tak dapat,” katanya lagi.
Walaupun begitu, MUI akan menelusuri dugaan foto mirip Rahma dengan pria bukan mahramnya tersebut bersama penegak hukum.
“Kita telusuri dengan baik mengenai bukti bekerja sama dengan lembaga terkait dalam hal ini Polres Tanjungpinang,” ungkap Fauzi.
Seandainya isu itu benar, dia mempersilahkan Ormas, LSM maupun lembaga terkait mengambil tindakan.
“Silahkan melakukan gerakan berikutnya,” tutur Pauzi.
Ditanya soal foto mirip Rahma dirangkul dengan seorang pria di dalam kamar, Pauzi menjelaskan dalam Hukum Islam jika mahramnya tidak masalah. Sebaliknya jika bukan mahramnya, dosa.
“Masa main film ada adegan seperti itu. Ya jelas dosa lah,” tegasnya.
MUI akan membuat barisan tersendiri jika benar. “Bila perlu kita panggil Rahma. Jika benar, ada hukum yang berlaku,” ungkap Pauzi.
Pauzi menjelaskan Hukum Islam soal berzina. Kata dia dirajam.
“Kalau dia masih gadis dirajam 100 kali. Kalau bersuami (berkeluarga) dirajam sampai mati, atau kalau dia tidak mati dirajam, diusir dari kampung,” jelasnya.
(dar)