Lingga, LintasKepri.com – Ditengah kesibukan waktu dan tuntutan pekerjaan, ternyata masih banyak orang-orang yang menghibahkan sebagian waktunya demi kemaslahatan orang lain.
Terlepas dari latar belakang masing-masing individu yang tergabung dalam LSM Gerakan Berbagi Rezeki (GBR), mereka sepakat untuk mendedikasikan sebagian hidup mereka untuk tabungan akhirat.
Adalah Roby Supriyadi, warga Dabo Singkep, Kabupaten Lingga yang menggagas lahirnya LSM tersebut. Berawal dari kegelisahan hati melihat masih banyaknya masyarakat yang jauh dari kata sejahtera serta luput dari pantauan Pemerintah Kabupaten Lingga.
Berkaca dari itu membuat Roby mantap untuk melahirkan organisasi yang bergerak khusus untuk masyarakat terabaikan tersebut.
“GBR ini sudah berdiri beberapa tahun lalu, ini murni gerakan amal untuk kepentingan masyarakat luas,” kata dia.
Roby dengan tegas menjamin bahwa GBR tidak ada tendesius ke arah manapun, termasuk sebagai alat yang ditunggangi oleh partai tertentu.
“Insya Allah, GBR bukan orang seperti itu, dan saya paling tegas menyatakan tidak,” terangnya.
Dalam kisahnya, Roby bertutur bahwa kegiatan pertama kali yang dilakukan GBR adalah menyantuni anak yatim dengan jumlah awal Rp50 ribu yang berasal dari kantongnya sendiri.
“Saya jualan kopi di pasar, sengaja saya sisihkan untuk amal,” tuturnya mengingat kembali awal pergerakan GBR.
Sepertinya, kata Roby, semesta berpihak kepada LSM unik satu ini. Melalui tangan-tangan berhati malaikat, tercatat sudah puluhan juta rupiah tersalurkan langsung kepada masyarakat yang jauh dari kata sejahtera di Kabupaten Lingga.
Hingga pada akhirnya dipercayai untuk mengolah langsung kotak-kotak amal yang semula dikelola oleh Badan Amil Zakat. Kini, berpindah ke tangan GBR.
“Baru beberapa hari ini saja, dari dua kotak amal di pasar sayur dan pasar ikan Dabo, terkumpul Rp5,6 Juta. Langsung kami bagikan ke 28 kaum Duafa dengan total masing-masing Rp200 ribu,” beber Roby tanpa ada yang ditutupi.
Bersama sukarelawan GBR, Roby meyakini bahwa gerakan-gerakan amal tersebut bisa terus berjalan berkat kepercayaan masyarakat melalui sumbangan yang diberikan.
“Kalau saja warga Dabo ini kompak seluruhnya menyumbangkan seribu saja, saya yakin setiap minggu kita bisa beli mobil operasional atau bedah rumah tanpa ada campur tangan pemerintah,” tegasnya berharap program GBR bisa terus dijalaninya di sisa hidupnya.
(Tri)