Tanjungpinang, LintasKepri.com – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), menginisiasi kegiatan Deklarasi Warga Pulau Penyengat.
Tujuannya, untuk menggali, mengembangkan, dan mengoptimalkan potensi kepariwisataan di Pulau Penyengat yang merupakan destinasi pariwisata unggulan di Provinsi Kepulauan Riau.
Pulau Penyengat menyimpan berbagai potensi yang dapat dioptimalkan. Dengan latar belakang sejarah sebagai bekas pusat pemerintahan Kesultanan Melayu, wisata sejarah jelas menjadi andalan Pulau Penyengat untuk menarik kedatangan wisatawan.
Koordinator mahasiswa KKN Universitas Gadjah Mada di Pulau Penyengat, Syiva Fauzia Lestari mengatakan, Deklarasi Warga Pulau Penyengat yang akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW pada Sabtu (14/4), mengambil tema “Penyengat Kampong Kite, Penyengat Warisan Kite”.
Menurut Syiva, deklarasi tersebut ditujukan untuk menyatukan visi dan komitmen masyarakat dalam mengembangkan potensi kepariwisataan berbasis masyarakat di Pulau Penyengat.
“Secara historis Pulau Penyengat memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang berlimpah, dengan peninggalan-peninggalan sejarahnya. Kekayaan-kekayaan sejarah dan budaya tersebut pun pada gilirannya menyebabkan masyarakat Pulau Penyengat memiliki banyak sekali potensi yang dapat digali. Karena, pada dasarnya hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat dapat dijadikan sebagai objek pariwisata yang unik nan beragam,” paparnya.
Meskipun saat ini sudah menjadi salah satu destinasi wisata utama di Kota Tanjungpinang, lanjut Syiva, Pulau Penyengat masih menyimpan banyak potensi yang kurang dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik.
Oleh karena itu, perlu ada kesatuan visi dan komitmen dari seluruh Warga Pulau Penyengat untuk memanfaatkan sembari terus menjaga dan melestarikan segala kekayaan yang ada tersebut.
Karena, pada hakikatnya seluruh kekayaan tersebut merupakan warisan para leluhur dan pendahulu kita yang harus dilestarikan.
“Untuk mencapai kesatuan visi dan komitmen tersebut perlu deklarasi sebagai wujud partisipasi masyarakat untuk menjaga budaya di Pulau Penyengat,” tuturnya.
Syiva berharap, deklarasi tersebut mampu menyatukan komitmen masyarakat menjadikan Pulau Penyengat sebagai Destinasi Pariwisata Unggulan selain memastikan kelestarian warisan-warisan sejarah dan kearifan lokal yang dimilikinya.
Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Saluran Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang, Teguh Susanto menambahkan, acara Deklarasi Warga Pulau Penyengat nantinya akan dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung.
“Yaitu Panggung Pertunjukan Budaya Penyengat, dan Bazar Kuliner khas Penyengat. Yang menarik adalah mahasiswa KKN UGM mampu menggerakkan pelaksanaan kegiatan tersebut secara swadaya masyarakat,” ungkapnya.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dimotori oleh mahasiswa KKN UGM tersebut. Mahasiswa KKN UGM di Penyengat, mampu menggerakkan partisipasi aktif masyarakat untuk mengoptimalkan potensi kepariwisataan di daerah dan mengambil manfaat ekonomi dari sektor pariwisata,” tambah Teguh.
Kegiatan Panggung Pertunjukan Budaya Penyengat dilaksanakan mulai pukul 13.00 WIB, dan akan menampilkan beberapa atraksi budaya seperti Pertunjukan Musik Kreatif, Pembacaan Puisi tentang Warisan Kite, Pembacaan Gurindam XII, Berbalas Pantun, Dendang Anak, Tari Zapin, dan Deklarasi Penyengat Kampong Kite, Penyengat Warisan Kite.
(Kom/red)