Tanjungpinang, LintasKepri.com – Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah dengan tegas menyebut bahwa Gubernur Kepri, Nurdin Basirun malu-maluin karena mengirim seorang Asisten I Pemprov Kepri, Syamsul Bahrum tentang rencana menata Teluk Keriting, Tanjungpinang.
Orang nomor satu di Tanjungpinang ini menilai Syamsul Bahrum tidak menghormati etika koordinasi secara birokrasi pemerintahan antara Pemprov Kepri dengan Pemko Tanjungpinang.
“Seharusnya seorang Syamsul yang notabene seorang birokrasi aktif dan memiliki pendidikan tinggi sangat mengerti tentang koordinasi di pemerintahan. Bukannya melakukan secara sembunyi-sembunyi rencana menata Teluk Keriting untuk meminta persetujuan dan persyaratan kepada warga kita,” tutur Lis usai menghadiri pelantikan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Tanjungpinang, Selasa (21/3).
Seharusnya, kata Lis, orang yang dikirim oleh Gubernur Kepri yakni Syamsul Bahrum, koordinasi terlebih dahulu kepada Pemko Tanjungpinang tentang perencanaan itu, dan bukan langsung ke warga hingga warga terkejut.
“Ini tak, malah menyuruh seorang Lurah untuk menyampaikan kepada saya terkait rencana itu. Bahkan saya pun ada rekamannya,” tegasnya.
Secara jelas, dirinya dan Pemko Tanjungpinang sangat mendukung program yang memperhatikan hajat masyarakat ramai termasuk penataan pemukiman masyarakat.
“Apalagi daerah (Teluk Keriting) itu yang semula belum tertata baik akan ditata sedemikian indah dan nyaman. Bahkan rencananya akan menjadi icon wisata yang baru,pasti sangat kita dukung. Tetapi caranya itu yang kita tidak terima karena sembunyi-sembunyi,” kesal Lis.
Rencananya kawasan pemukiman penduduk Teluk Keriting akan disulap jadi pusat wisata Kampung Kite. Proses pengembangan untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
Kampung wisata tersebut menyuguhkan potensi wisata bahari, budaya dan pariwisata sunset termasuk pantainya.
Gubernur Kepri HM Nurdin Basirun telah perintahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov, mulai 2017 ini harus mewujudkan Teluk Keriting jadi Kampung Wisata.
Tetapi, karena permasalahan tersebut terbentur di warga Teluk Keriting yang masih belum mengerti dan tidak kompak dengan surat pemberitahuan yang diedarkan maka rencana itu terhenti sementara.
(Iskandar)