Lintaskepri.com, Batam – Keluhan warga Batam terkait buruknya pelayanan pengangkutan sampah semakin menggema. Penumpukan sampah di berbagai wilayah telah menjadi pemandangan sehari-hari, mengganggu aktivitas warga dan mengancam kesehatan lingkungan.
Investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa akar masalah utama terletak pada kondisi armada pengangkutan sampah yang sudah tua dan tidak layak pakai.
Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam menunjukkan fakta yang memprihatinkan. Dari total 140 unit truk sampah, lebih dari sepertiga atau sekitar 52 unit berusia lebih dari 10 tahun.
Kondisi ini diperparah dengan adanya 5 unit truk yang rusak parah dan tidak dapat beroperasi sama sekali. Sisanya, meskipun masih dapat digunakan, membutuhkan perawatan rutin yang intensif.
Kondisi armada yang memprihatinkan ini berdampak langsung pada frekuensi pengangkutan sampah.
Jika sebelumnya sampah diangkut setiap hari, kini banyak wilayah yang harus menunggu hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mendapatkan layanan pengangkutan.
Akibatnya, sampah menumpuk di berbagai sudut kota, menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sarang penyakit.
Penumpukan sampah tidak hanya berdampak pada lingkungan fisik, tetapi juga berdampak luas pada kesehatan masyarakat dan perekonomian.
Peningkatan kasus penyakit diare dan demam berdarah di beberapa wilayah yang mengalami masalah sampah menjadi bukti nyata dari dampak buruk krisis ini.
Selain itu, pemandangan lingkungan yang kumuh juga dapat menurunkan nilai properti dan mengurangi minat wisatawan.
Menanggapi keluhan masyarakat, Penjabat Wali Kota Batam, Andi Agung, telah melakukan inspeksi langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur.
Ia mengakui bahwa kondisi armada yang memprihatinkan merupakan masalah utama yang harus segera diatasi. Andi Agung juga berjanji akan mengusulkan anggaran pengadaan armada baru dalam APBD Murni tahun 2025.
“Kita tidak bisa membiarkan masalah sampah terus berlarut-larut. Ini adalah masalah serius yang harus kita hadapi bersama. Pemerintah berkomitmen untuk mencari solusi terbaik agar masalah sampah di Batam dapat teratasi,” tegas Andi Agung.
Selain pengadaan armada baru, beberapa langkah jangka pendek perlu dilakukan untuk mengatasi masalah sampah saat ini. Di antaranya adalah melakukan perbaikan terhadap armada yang masih dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan.
Selanjurnya merencanakan rute pengangkutan yang lebih efektif untuk meminimalkan jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan. Membuka peluang bagi pihak swasta untuk ikut terlibat dalam pengelolaan sampah, serta ,eningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memilah sampah dari sumbernya.
Andi mengatakan pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam mengatasi masalah sampah. Partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan.
“Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah, dan mengurangi produksi sampah,” jelas Andi.(*)
Editor: Brm