Natuna, LintasKepri.com – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Natuna, melaksanakan inspeksi mendadak (Sidak), ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 2 Bunguran Timur, Kabupaten Natuna.
Sidak yang dilaksanakan pada Senin (03/09/2018) pagi tersebut, dipimpin langsung oleh Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Sofian, didampingi oleh anggotanya, Eri Marka alias Buyung.
Kata Wan Sofian, Sidak ini dilaksanakan karena adanya informasi di media sosial (Medsos), tentang mirisnya kondisi sarana dan prasarana di SMP N 2 Bunguran Timur.
“Dari informasi yang kami dapat, kami memutuskan untuk meninjau langsung ke lapangan. Ternyata benar, banyak sarana yang tidak layak pakai,” terang Wan Sofian, seperti dikutip dari salah satu media online.
Dalam Sidak tersebut, kata Wan Sofian, pihaknya menemukan berbagai sarana dan prasarana yang tidak layak digunakan lagi. Seperti kursi guru yang jebol dan penuh tambalan disetiap sisinya, meja dan kursi untuk siswa belajar yang terbuat dari kayu, yang sudah tidak layak dan sarana dan prasarana lainnya yang memang wajib untuk dilakukan penggantian.
“Dari hasil Sidak ini, nantinya akan kita masukkan dalam pokok pikiran Komisi I DPRD Natuna, dan agar segera diusulkan ke Pemerintah Daerah Natuna, untuk dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya,” ujar Politisi PDI-P tersebut.
Rasa haru pun tercipta saat Wan Sofian menghampiri salah satu guru pengajar SMP N 2 Bunguran Timur, bernama Widiawati, yang telah memposting foto salah satu kursi guru di Medsos.
Isak tangis Widiawati tak terbendung ketika bertemu wakil rakyat tersebut, dan meminta maaf karena telah memposting foto tersebut di Medsos.
“Ibu tak perlu minta maaf, justru kami berterimakasih kepada ibu, karena dengan postingan ibu kami jadi tau, dan hal seperti ini yang kami minta. Yaitu melaporkan setiap kendala kepada kami atau dinas terkait untuk segera ditindak lanjuti,” ungkap Pria asal Sedanau tersebut, kepada Widiawati.
Semenrara itu Kepala Sekolah (Kepsek) SMP N 2 Bunguran Timur, Fathur Rahman, juga menyampaikan keluhannya kepada Wan Sofian, Eri Marka dan pihak Dinas Pendidikan Natuna. Kata dia, selain meja dan kursi belajar, pihaknya juga meminta Pemda Natuna untuk membangun Aula Pertemuan Sekolah dan Penambahan Komputer sebanyak 9 unit.
“Karena sekarang system ujian Nasional kita berbasis komputer, dengan jumlah komputer yang ada tentu kita juga kesulitan untuk melaksanakan UNBK tersebut,” jelas Fathur Rahman.
Fathur Rahman menambahkan, bahwa sekolah yang dipimpinnya memiliki 11 ruang belajar, 21orang guru pengajar, 8 orang TU dan 260 orang siswa.
“Kami berharap, sarana dan prasarana yang dibutuhkan secepatnya terealisasi. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik,” pungkas Fathur Rahman.
Editor : Erwin Prasetio