KM. Bukit Raya Kembali Beroperasi 4 Juni Mendatang

Avatar
KM. Bukit Raya tampak kandas di sekitar perairan Sedanau, Natuna.
KM. Bukit Raya tampak kandas di sekitar perairan Sedanau, Natuna.
KM. Bukit Raya tampak kandas di sekitar perairan Sedanau, Natuna.

Natuna, LintasKepri.com – Direktur Armada PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Muhammad Tukul Harsono, mengatakan, bahwa Kapal Motor (KM) Bukit Raya, yang kandas disekitar Perairan Sedanau, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), akan kembali melayani penumpang dari dan ke Natuna, pada 4 Juni 2018 mendatang.

Hal ini disampaikan Tukul saat menggelar Konferensi Pers, di Rumah Makan Gerai, Batu Kapal, Ranai, pada Jum’at (25/05/2018) malam. Ia mengatakan, bahwa dalam waktu dekat Kapal berkapasitas 970 penumpang itu, akan di tarik ke Lampung, untuk dilakukan dock ship (pengedokan kapal).

“Saya jamin tanggal 4 Juni ini sudah bisa beroperasi kembali. Mudah-mudahan bisa lebih cepat dari itu,” kata Tukul.

Tukul mengatakan, proses evakuasi kapal dan waktu pengedokan, memakan waktu sekitar 14 hari.

PT. Pelni bersama Pemda Natuna saat menggelar konfernsi pers.
PT. Pelni bersama Pemda Natuna saat menggelar konfernsi pers.

Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik dari dan ke Natuna, pihak Pelni telah menyiapkan beberapa armada pengganti KM Bukit Raya, diantaranya KM Lawit, dan 3 buah kapal perintis jenis Sanus (Sabuk Nusantara) 30, Sanus 39 dan Sanus 62.

Saat ini, proses evakuasi KM Bukit Raya memasuki proses pengelasan lambung bawah kapal, yang mengalami kebocoran akibat menabrak batu karang. Diperkirakan 4 hari setelah pengelasan, kapal tersebut sudah bisa ditarik menuju Lampung.

Tukul menambahkan, meski mengalami kebocoran di 2 kompertemen (sekat), namun mesin kapal dipastikan aman dan tidak mengalami kerusakan sedikitpun.

“Tingkat kerusakannya sekitar 18 persen lah. Tidak parah, karena hanya kulit kapalnya saja yang rusak, mesinnya tidak kenapa-napa,” sebutnya.

Dia juga menyebutkan, bahwa kapal buatan Jerman tahun 1994 itu, dipastikan tidak akan tenggelam, karena tersangkut diatas batu karang, yang hanya memiliki kedalaman sekitar 5 meter.

“Jadi kalau dibilang mau tenggelam, itu salah, karena dia (kapal, red) hanya terduduk manis diatas batu,” jelasnya.

Mantan Nahkoda Kapal Perintis tahun 1990 an itu menambahkan, bahwa disekitar karang ninik tempat KM Bukit Raya kandas, tidak terdapat navigasi (rambu-rambu laut).

Sementara itu Wakil Bupati Natuna, Hj. Ngesti Yuni Suprapti, yang juga hadir dalam konfernsi pers bersama Kadishub Natuna, Iskandar Dj, mengatakan, bahwa Pemda Natuna menginginkan adanya tambahan kapal baru selain Bukit Raya, untuk melayani transportasi masyarakat dari dan ke Natuna.

“Karena jadwal KM Lawit hanya sampai tanggal 1 Juni. Sementara masyarakat juga menginginkan adanya kapal untuk arus balik nanti,” kata Ngesti.

Wabup juga minta agar di Natuna dibangun kantor pelayanan Pelni, agar masyarakat dapat meng update informasi tentang jadwal kapal dan informasi lainnya mengenai transportasi laut.

Laporan : Erwin Prasetio

Respon (2)

  1. Apakah sudah fositip km.br pada tanggal 4 juni 2018 sudah bisa bereporasi/berakrifitas seperti semula melayani para pemudik tahun ini.
    Sekian komentar saya,
    Dari saya:samsudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *