Tanjungpinang, LintasKepri.com – Ketua DPD 1 Golkar Kepri Ansar Ahmad, mengembalikan formulir penjaringan bakal calon kepala daerah yang diambilnya melalui Partai Gerindra setempat, Senin (4/11) siang.
Ia datang bersama rombongan ke Kantor DPD Gerindra Kepri di Jalan R.H. Fisabilillah Km 5 atas Tanjungpinang dan diterima oleh Ketua Tim Penjaringan M. Apriyandy.
Anggota DPR RI terpilih dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini menyebut diperintahkan oleh partai untuk mendaftar.
“Saat itukan saya menunggu arahan DPP Partai Golkar. Karena saya ketua partai provinsi, maka saya diperintahkan untuk mendaftar terlebih dahulu,” tutur Ansar.
Ansar mendaftar karena sebelumnya juga melihat elektabilitas Golkar pada saat pemilu legislatif memungkinkan untuk bertarung di Pilkada Kepri.
Dirinya juga sudah memberitahu ke Sekjen Golkar tentang pendaftaran bakal calon kepala daerah Kepri.
“Saya sudah lapor, Pak Sekjen juga sudah mengetahuinya,” singkat Ansar.
Ia belum bisa memastikan maju secara pasti ketika ditanya media. Ansar menyebut tergantung perintah partai.
“Saya belum bisa menjawab hari ini karena tergantung perintah partai,” katanya.
Ansar juga masih belum bisa memastikan apakah maju sebagai nomor 1 atau 2.
“Mengenai siapa yang nomor 1 atau 2, kita lihat situasi dulu,” tegasnya.
Ditanya jika banyak yang meminta dirinya tetap di DPR, Ansar justru menyebut lebih banyak juga yang meminta dirinya jadi Gubernur Kepri.
Golkar akan memutuskan dan mengumumkan siapa yang pasti maju pada Pilkada Kepri setelah musyawarah nasional (munas).
“Saya kira nanti bagaimana tindak lanjutnya setelah pelaksanaan Munas Golkar pada 02 Desember ini, baru kita putuskan secara umum,” beber Ansar.
Ia juga menyebut tidak sempat mendaftar melalui PDIP Kepri saat dibuka pendaftaran beberapa waktu lalu.
“Kemarin waktu PDIP membuka pendaftaran, waktunya terbatas dan awal-awal kita dilantik. Kesibukan kesibukan waktu itu adalah penyelesaian AKD di DPR maupun MPR sehingga mengharuskan kita stand by disana. Sehingga waktu itu sudah keburu tutup. Mudah-mudahan PDIP membuka gelombang kedua,” kata Ansar.
Ditanya siap menghadapi Soerya Respationo, Ansar menyebut politik itu dinamis, dan ini hanya jembatan dimata orang untuk melihat survei.
“Kita tidak tahu kedepannya seperti apa. Karena politik dinamis. Apakah pak Soerya ikut atau tidak, apakah saya ikut apa tidak, belum tahu. Pada akhirnya kan satu titik. Jika partai mewajibkan kita maju ya kita harus maju. Jika partai mengharuskan kita calon gubernur, ya kita calon gubernur. Seandainya kita diposisikan nomor 2, kalau itu perintah partai, ya kita harus siap,” papar Ansar.
Ia berharap Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) tentang anggota legislatif yang maju sebagai calon kepala daerah dapat cuti.
“Jika peraturan PKPU tetap mewajibkan harus mundur dari DPR, hitung-hitungannya harus matang,” kata Ansar.
(dar)