Tanjungpinang, Lintaskepri.com – Komunitas Bakti Bangsa (KBB) Provinsi Kepulauan Riau meminta pemerintah perhatikan pendidikan didaerah terpencil seperti di Tanjungkapur, sungai ladi, dompak, kota piring, daerah lokalisasi, wacopek dan seputaran km 18 Kabupaten Bintan.
“Didaerah itu banyak anak usia dini tidak bersekolah,” kata Ketua KBB Kepri, Dody Rianto kepada Lintaskepri.com, Selasa (8/12).
Selain itu, kata dia, anak yang tidak mengenyam pendidikan, didaerah sungai Nyirih masalah transportasi perlu mendapatkan perhatian bagi pelajar yang duduk dibangku sekolah dikarenakan untuk pergi ke sekolah harus menggunakan kapal yang terbuat dari kayu.
“Ada bantuan dari pemerintah berupa boat itupun tempatnya dialihkan di Madong,” ungkap Dody.
Berdasarkan temuannya dilapangan, anak usia dini yang seharusnya duduk dibangku sekolah harus bekerja. Terhadap hal ini, dirinya selaku Ketua KBB Kepri yang bergerak dibidang pendidikan hanya dapat memberikan motivasi dan perhatian khusus kepada anak yang putus sekolah dengan tujuan kembali duduk dibangku sekolah.
“Pendidikan itu penting dan wajib,” tegas Dody.
Ia meminta kepada pemerintah untuk fokus terhadap pendidikan didaerah terpencil dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri maupun kota.
Dody menilai, secara kasat mata pemerintah sulit mengatasi hal ini. Bahkan permasalahan ini telah diadukannya kepada Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri guna ditindak lanjuti. Namun jawaban KPPAD akan didata.
“Setakat ini hanya sebatas melapor ke KPPAD,” ujarnya.
Ketua KBB ini menerangkan bahwa mayoritas anak yang putus sekolah didaerah terpencil tersebut berasal dari keluarga kurang mampu bermata pencaharian nelayan.
Mirisnya akan hal ini, KBB Kepri telah mengadakan kegiatan sosialisasi pendidikan, mengajar anak yang putus sekolah didaerah terpencil hingga memberikan bantuan perlengkapan sekolah seperti tas, buku, pulpen dan baju sekolah bagi anak yang membutuhkan. (Syah)