Kartu Kendali BBM Menyengsarakan Masyarakat Miskin, PMII Demonstrasi Disperdagin Tanjungpinang

Avatar
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan menggelar aksi demonstrasi di Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Tanjungpinang, Rabu (9/10).
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan menggelar aksi demonstrasi di Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Tanjungpinang, Rabu (9/10).
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan menggelar aksi demonstrasi di Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Tanjungpinang, Rabu (9/10).

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan menggelar aksi demonstrasi di Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Tanjungpinang, Rabu (9/10).

Dalam demonstrasi tersebut, PMII menilai Kartu Kendali BBM jenis solar menyengsarakan masyarakat.

“Kartu Kendali BBM jenis solar yang diterbitkan dan merupakan kebijakan Wali Kota Tanjungpinang ini sangat menguntungkan pihak pengusaha bus, tapi menyengsarakan masyarakat miskin,” kata Koordinator Aksi, Samsudin.

Ia menegaskan, solar bersubsidi seharusnya untuk masyarakat miskin, bukan untuk bus pariwisata yang menguntungkan pengusaha itu sendiri.

“Bus pariwisata itu seharusnya membeli dan mengambil solar di perindustrian yang non subsidi,” tegasnya.

Samsudin menyebut, kebijakan Kartu Kendali BBM yang di keluarkan oleh Wali Kota Tanjungpinang Syahrul, memprioritaskan pengusaha saja bukan rakyat miskin.

“Pengusaha yang menikmati Kartu Kendali BBM ini, bukan rakyat miskin. Sama saja ini dengan melanggar janji politik walikota saat kampanye kemarin dimana akan mensejahterakan rakyat, tapi nyatanya pengusaha yang disejahterakan,” ungkapnya.

img-20191009-wa0009“Tujuannya apa diterbitkannya Kartu Kendali BBM ini, nyatanya menguntungkan pengusaha dan membuat sengsara rakyat miskin,” tegas Samsudin lagi.

Mahasiswa menilai pengusaha mampu membeli solar non subsidi. Mahasiswa kesal kenapa pemerintah setempat mendukung pengusaha untuk membeli solar non subsidi melalui Kartu Kendali tersebut.

Mahasiswa juga menolak kebijakan Wali Kota Tanjungpinang terhadap terbitnya Kartu Kendali BBM jenis solar bersubsidi untuk perusahaan bus pariwisata.

Selain itu juga, mahasiswa meminta copot dan penjarakan Kadis Perdagin, Kabid Perdagangan Kota Tanjungpinang, usut tuntas mafia solar yang merugikan masyarakat kecil. Bahkan mahasiswa juga menyatakan mosi tidak percaya kepada Wali Kota Tanjungpinang Syahrul.

Hingga berita ini dilansir, mahasiswa masih melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Disperdagin Tanjungpinang meski diguyur hujan. Demonstrasi ini mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian dan Satpol PP Tanjungpinang.

(cho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *