Ini Negara yang Serius Berinvestasi di Kawasan FTZ Tanjungpinang

Avatar
Kepala Badan Pengusahaan (BP) FTZ Tanjungpinang, Den Yealta saat diwawancara wartawan di Hotel CK Tanjungpinang, Rabu (23/11).
Kepala Badan Pengusahaan (BP) FTZ Tanjungpinang, Den Yealta saat diwawancara wartawan di Hotel CK Tanjungpinang, Rabu (23/11).
Kepala Badan Pengusahaan (BP) FTZ Tanjungpinang, Den Yealta saat diwawancara wartawan di Hotel CK Tanjungpinang, Rabu (23/11).
Kepala Badan Pengusahaan (BP) FTZ Tanjungpinang, Den Yealta saat diwawancara wartawan di Hotel CK Tanjungpinang, Rabu (23/11).

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Kepala Badan Pengusahaan (BP), Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan wilayah Kota Tanjungpinang, Den Yealta menyebut, China dikabarkan serius berinvestasi di kawasan Free Trade Zone Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

Sebelumnya, kata dia, beberapa negara investor mulai dari Spanyol, Singapura, bahkan Jepang telah melakukan survei ke kawasan Free Trade Zone (FTZ) yakni Dompak dan Senggarang.

“Di antara investor tersebut, yang serius berinvestasi di Tanjungpinang berasal dari China, datanya nanti di kantor ya?,” kata Den Yealta di Hotel CK Tanjungpinang, Rabu (23/11) usai rapat koordinasi dengan SKPD terkait.

Kawasan FTZ di dua titik tersebut, direncanakan untuk beragam industri seperti pengalengan ikan, pengolahan tapioka dan lain sebagainya.

“Tapi, pengembangan kawasan bebas ini terkendala masalah infrastruktur, listrik, air, dan tumpang tindih lahan, masalah ini yang coba kami selesaikan juga,” katanya.

Den Yealta mengaku BP Tanjungpinang selalu mempromosikan wilayah FTZ Ibu Kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang hingga keluar negeri. Dimana sebelumnya pernah melakukan kunjungan ke Kanada.

Seiring dengan agenda promosi itu, Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sudah masuk selama 2015 dan 2016.

Dia menjelaskan, kawasan bebas (FTZ) di Senggarang seluas 1.333 hektare, diperuntukkan BP Tanjungpinang sebagai wilayah central bisnis. Sedangkan Dompak seluas 1.300 hektare diperuntukkan sebagai daerah pengembangan industri.

“Jadi total keseluruhan wilayah FTZ kita 2633 hektare,” katanya.

Den Yealta mengaku BP Tanjungpinang, hanya mengembangkan kawasan FTZ. Terkait kedatangan wisatawan China ke Tanjungpinang melalui penerbangan Internasional Citilink pada 17 Desember 2016 nanti, melalui Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, tak ada kaitannya secara langsung.

Menurutnya, kunjungan wisatawan asing tersebut adalah program dari Pemko Tanjungpinang dan Pemprov Kepri.

“Siapa tahu kunjungan mereka juga akan melihat lokasi Tanjungpinang untuk pengembangan bisnis,” nilainya.

Sementara itu, konsentrasi BP Tanjungpinang pada tahun ini adalah mengembangkan infrastruktur jalan yang disinergikan dengan Pemprov Kepri dan Pemko Tanjungpinang.

“Alhamdulillah kami sudah bisa melobi pemerintah pusat untuk mengembangkan infrastruktur di kawasan Dompak, dan kepada pemilik lahan. Mudah-mudahan 2017 mendatang sudah nampak infrastruktur yang dibangun. Jadi harus di kondisikan dari sekarang,” tutupnya. (Iskandar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *