Tanjungpinang, LintasKepri.com – Badan Pengusahaan (BP), kawasan perdagangan bebas (FTZ) dan pelabuhan bebas Bintan wilayah Kota Tanjungpinang, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), menggelar rapat koordinasi tertutup dengan SKPD terkait di hotel bintang 4, CK Tanjungpinang, Rabu (23/11) siang.
Sebelumnya sempat terjadi adu argumen sejumlah awak media dengan petugas BP FTZ Tanjungpinang karena dilarang meliput jalannya rapat tersebut.
Baca: FTZ Rapat di Hotel Bintang 4, Diduga Ada Informasi Ditutupi
Usai rapat sekitar 2 jam itu, yang dimulai pada pukul 14:00 WIB hingga pukul 16:00 WIB, akhirnya Kepala Badan Pengusahaan (BP) Tanjungpinang, Den Yealta berhasil diwawancarai terkait isi rapat tersebut.
Kata dia, rapat koordinasi yang dilakukan FTZ bersama unsur SKPD belum dapat diekspose.
Yang jelas pihaknya menerangkan tentang bagaimana kinerja FTZ dan memberikan pemahaman bersama mengenai masalah perizinan tentang kawasan bebas Free Trade Zone (FTZ).
“Untuk wartawan masuk ke dalam rapat, belum ada kapasitasnya. Kita hanya rapat koordinasi, kita menerangkan tentang perizinan harus melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Tanjungpinang, PTSP provinsi dan bea cukai,” tuturnya.
Den Yealta menilai, perizinan FTZ tak semudah yang dibayangkan. Seperti izin memasukkan barang, bea cukai, dan izin memasukkan tenagakerja melalui imigrasi.
“Hal itu harus didudukkan dan disinkronkan dengan semua stakeholder,” kata dia.
Dia mengakui bahwa rapat tersebut ada hubungannya tentang kunjungan wisatawan asal Tingkok (China) yang akan “berbondong-bondong” ke Tanjungpinang pada Desember mendatang.
Karena menurutnya, selain kunjungan pariwisata, bisa jadi para wisatawan dari negara tirai bambu tersebut melakukan survei dibeberapa lokasi untuk mencari peluang membuka usaha dan pengembangan bisnis.
“Memang rapat koordinasi ini ada hubungannya dengan kedatangan turis asing dari Tiongkok pada 17 Desember mendatang, ya mana tau mereka datang ada maksud melakukan survei dibeberapa lokasi untuk mencari peluang usaha,” ucap Den Yealta.
Wilayah FTZ untuk Tanjungpinang, kata dia meliputi Senggarang dan Dompak. Dia mengatakan semua SKPD mendukung segala perizinan calon investor guna menanam saham di Ibukota Provinsi Kepri, Tanjungpinang.
“Diharapkan ada kemudahan perizinan bagi para calon investor nantinya,” tegasnya.
Sayangnya Den Yealta kurang berbicara banyak tentang wisatawan China, dan mengenai data calon investor yang akan menanam saham di dua titik kawasan FTZ Tanjungpinang tersebut.
“Mengenai data jangan disini, ke kantor aja ya?,” katanya sambil berjalan. (Iskandar)