Ikan Khas Perayaan Imlek Mencapai Rp 300 Ribu Perkilo

Avatar
Ikan Dingkis khas Imlek di jual pedagang di Jalan Merdeka Tanjungpinang.
Ikan Dingkis khas Imlek di jual pedagang di Jalan Merdeka Tanjungpinang.
Ikan Dingkis khas Imlek di jual pedagang di Jalan Merdeka Tanjungpinang.
Ikan Dingkis khas Imlek di jual pedagang di Jalan Merdeka Tanjungpinang.

Tanjungpinang, Lintaskepri.com – Bagi masyarakat Tionghoa ikan, ayam dan babi merupakan hidangan yang kerap hadir dalam sajian hidangan makanan perayaan imlek. Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa ikan menjadi lambang rejeki dan keberuntungan untuk keberlangsungan hidup yang akan datang.

Dari berbagai macam ikan, mulai dari Bandeng, Lebam, Ikan Dingkis yang paling dicari masyarakat Tionghoa saat perayaan imlek tiba. Sebab kata beberapa masyarakat Tionghoa, ikan ini dapat mendatangkan keberuntungan, jika dikonsumsi.

“Ikan ini bagi kepercayaan Tionghoa dan Khohucu, Budha dipercayai mendatangkan rezeki jika dimakan pada Imlek,” kata Salah satu masyarakat Tionghoa, Aseng (56) saat membeli ikan Dingkis di Pasar Kota Lama, Jalan Merdeka, Tanjungpinang, Kepri, Jumat (28/1/2017) sore.

Ikan yang memiliki motif bercorak belang-belang kehijauan dan bintik hitam menyerupai ikan Lebam ini terbilang cukup murah, itu jika tidak mendekati perayaan imlek.

Satu bulan terkahir menjelang Imlek 2017, di Pasar Kota Lama, Tanjungpinang pedagang ikan Dingkis cukup tergiur untuk menjual ikan tersebut. Khairul misalnya, salah satu pedagang Ikan Dingkis turut kebanjiran pelanggan. Katanya, penjualan ikan tersebut melihat dari ukurannya. Semakin besar ukuran ikan maka semakin mahal.

“Kalau yang kecil ukuran 3 jari orang dewasa Rp.100 ribu perkilonya, kalau yang besar satu telapak tangan itu Rp.300 ribu, tergantung ukuran untuk harganya,” kata Khairul.

Ikan Dingkis khas Imlek di jual pedagang di Jalan Merdeka Tanjungpinang.
Ikan Dingkis khas Imlek di jual pedagang di Jalan Merdeka Tanjungpinang.

Kata Khairul, ikan yang dijualnya rata rata merupakan hasil tangkapan para nelayan sekitar Tanjugpinang. Untuk harga jual ikan dari nelayan kepadanya tentu lebih tinggi pada perayaan imlek

“Ikan ini dari nelayan sekitar, kalau Imlek tiba pasti semua dapat untung, nelayan, pedagang sampai masyarakat sampai restoran juga kebanjiran pesanan,” katanya.

Ada keunikan tersendiri pada ikan Dingkis, sehingga harganya bisa mahal pada prayaan Imlek. Ikan yang memiliki banyak tulang itu pada bulan prayaan imlek pasti bertelur, dan masyarakat tionghoa lebih suka mengkonsumsi telur ikan tersebut, dengan kepercayaannya.

“Ikan ini (Dingkis) bertelur pada bulan Januari, Februari dan Maret, paling banyak waktu imlek. Katanya telur putih dan ikan jika di makan saat imlek akan mendatangkan rezeki, menurut kepercayaan Tionghoa,” kata salah satu Warga Tionghoa Vihara Kristigarba, Abun.

Bagi kepercayaan Tionghoa, pada perayaan imlek hidangan ayam dan Ikan harus disajikan secara utuh, sebagai simbol keutuhan dan kemakmuran yang berlimpah.

[wae]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *