– Defisit, Beberapa Proyek Pembangunan Pemko Berhenti Sejenak
Tanjungpinang, LintasKepri.com – Turunnya harga minyak dunia berdampak langsung dengan pembatasan pembagian hasil dari Pemerintah Pusat ke daerah diantaranya Tunda Salur, Dana Bagi Hasil (DBH) Minyak dan Gas (Migas) juga terasa untuk Kota Tanjungpinang.
Penerimaan dana dari penjualan Migas baik pusat maupun provinsi juga menyusut hingga terpangkas ratusan miliar rupiah untuk daerah kota. Beberapa proyek pembangunan di Kota Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau yang turut berhenti untuk sementara, kata Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, tidak dilelangkan kembali dikarenakan defisit.
“Defisit tidak menghambat untuk membangun. Cuma program-program yang tidak dianggap untuk mendesak tidak kita anggarkan sebelumnya,” kata Lis saat dihubungi, Minggu (24/7).
Beberapa proyek pembangunan itu yang tidak masuk dalam proses lelang, yakni pembangunan Gedung Gonggong, dan pembangunan Stadion Sulaiman Abdullah.
“Itu sifatnya tidak mendesak dan kapan saja bisa diupayakan untuk dianggarkan,” katanya.
Prioritas penganggaran lebih kurang Rp3 Miliar lebih anggaran yang diterima Pemerintah Kota Tanjungpinang diutamakan untuk sektor pelayanan umum, guna mengantisipasi terjadinya pemborosan anggaran.
“Seperti pembiayaan BPJS Kesehatan untuk masyarakat, RTLH, dan yang sifatnya harus diutamakan,” ujar Lis.
Dampak dari turunnya harga minyak ini tidak hanya dirasakan Kota Tanjungpinang, namun juga untuk seluruh daerah yang ada di Indonesia.
“Untuk mengatasi masalah ini saya minta kepada SKPD di Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk mengutamakan anggaran yang penting dahulu,” tegas Lis. (Aji Anugraha).