Aku mencintaimu,
Aku menyayangimu,
Aku ingin bersamamu,
Mungkin kau pernah tahu,
Mungkin juga kau sudah lupa.
Aku membanggakanmu,
Aku mengagumi kepribadianmu,
Aku menyukai ketangkasanmu membaca tentangku,
Mungkin kau pernah tahu,
Mungkin juga kau sudah melupakannya.
Kau pernah mencintaiku,
Kau juga pernah menyayangiku,
Kau pernah bermimpi hidup dengan ku,
Entah dengan alasan apa,
Aku juga belum sempat tahu.
Walau akhirnya Tuhan berkehendak lain,
Memupuskan mimpi ku dan mimpi mu,
Namun kita tahu itulah yang terbaik baginya,
Terbaik bagi mu, terbaik bagi ku, terbaik bagi kita berdua,
Meski aku juga punya peran atas kehancuran itu.
Sekarang aku tahu posisimu, ya sangat tahu,
Kau pun tahu jalan hidup ku,
Meski mungkin kau tak pernah mau tahu,
Aku pun tak ingin kau tahu lebih dari yang kau saksikan.
Kau dicintai,
Kau disayangi,
Kau diayomi,
Kau bahagia denganya,
Aku pun sama dengan yang ini.
Namun ada hal yang kau tak tahu,
Mungkin juga selamanya tak kan pernah tahu,
Bahwa aku sanggup memelukmu,
Aku sanggup mencium mu,
Aku sanggup bahagia denganmu,
Meski hanya lewat sebuah lagu,
Ya, hanya sebatas lewat lagu.
Jika ku merindukan mu,
Jika aku ingin mengisi otak ku dengan bayang mu,
Aku selalu mendengarkan sebuah lagu itu,
Lewat lagu itu lah air mata ku tercurah,
Lewat lagu itu lah aku terlelap dan bermimpi,
Bermimpi indah tentang kau dan aku.
Tak ada penyesalan atas perkenalan kita,
Tak ada penyesalan atas perpisahan kita,
Tak ada pula yang musti disalahkan,
Hanya saja kisah itu selalu menjadi kenangan dalam hidup ku.
Satu hal yang aku sadari,
Cerita itu tak kan pernah terulang kembali,
Ya, tak kan pernah lagi,
Sampai nanti,
Sampai aku mati.
Erwin Prasetio,
Natuna, 26 Agustus 2017.