Natuna, LintasKepri.com – Pada setiap hari Jum’at petang, Forum Partisipasi Publik Terhadap Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Puspa) Bahari Kabupaten Natuna, melaksanakan kegiatan mengaji bagi para Emak-emak (wanita dewasa yang telah berkeluarga).
Kegiatan ini, dipusatkan di Mushola (Surau) Al-Muhajirin di Daerah Puak, Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur.
Sasarannya adalah para Emak-emak yang buta aksara arab, atau yang belum bisa mengaji. Baik Al-Qur’an maupun Iqra’.
Kegiatan ini sudah berlangsung sekitar hampir dua bulan. Dari minggu ke minggu, para Ibu-ibu di daerah tersebut, tampaknya semakin antusias untuk belajar mengaji bersama para Ustadz yang mendukung kegiatan Puspa Bahari Natuna.
Demikian disampaikan oleh Ketua Puspa Bahari Natuna, Roy Parlin Sianipar, melalui Wakil Ketuanya Abdullah Lubis. Menurutnya, dari waktu ke waktu, peserta yang mengikuti kegiatan belajar mengaji ini, semakin ramai.
“Alhamdulillah, antusias masyarakat terutama Ibu-ibu sangat baik. Kelihatan dari jumlah pesertanya setiap pertemuan, semakin bertambah,” ujar Abdullah Lubis, saat ditemui di Surau di kawasan Puak, pada Jum’at (01/03/2019) petang.
Abdullah Lubis menjelaskan, sebelumnya masyarakat setempat tidak begitu antusias mengikuti kegiatan belajar mengaji seperti saat ini. Hal ini diduga sebelumnya masih banyak warga yang lebih mementingkan kesibukan rumah tangganya, ketimbang mengikuti kegiatan belajar mengaji, yang menghabiskan waktu dan tenaga.
“Sebelumnya mereka agak malas, karena pernah hanya datang beberapa orang saja, yang akhirnya kegiatannya kami cancel. Namun sekarang mereka sangat rajin, bahkan datang lebih dulu dari Pak Ustadznya,” katanya.
Dikatakan Abdullah Lubis, bahwa sebenarnya Puspa Bahari ini dibentuk untuk membantu Pemerintah Daerah Natuna, melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA), untuk ikut memberdayakan kaum perempuan dan melindungi hak anak. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata para Ibu-ibu di Puak, lebih memilih untuk belajar mengaji, ketimbang belajar untuk mandiri secara ekonomi.
“Awalnya forum ini kami bentuk untuk mensosialisasikan dan mengawasi hak perempuan dan melindungi hak anak. Dengan cara memberikan pemahaman hukum dan solusinya jika terjadi kekerasan terhadap mereka. Selain itu, kami juga ingin mengajarkan mereka tentang Industri Rumahan, agar mereka dapat meningkatkan sektor ekonomi mereka,” terangnya.
Masih kata dia, “Namun mereka justru meminta kami untuk diajari mengaji dan membaca. Karena di daerah mereka banyak yang buta aksara. Akhirnya kami turuti keinginan mereka,” ungkapnya lagi.
Dalam kegiatan ini, pihak Puspa Bahari menggandeng Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Natuna, untuk mengajar para Ibu-ibu untuk mengaji.
Daerah Puak sengaja dipilih sebagai Lokasi Fokus (Lokus) dalam kegiatan Puspa Bahari Natuna, karena daerah yang berada di Pusat Ibukota Kabupaten Natuna itu, masih terdapat kesenjangan sosial yang cukup tinggi.
Setelah sukses di daerah Puak, nantinya akan dipilih kembali daerah lain yang menjadi sasaran dalam lokus berikutnya.
Laporan : Erwin Prasetio