Lintaskepri.com, Bintan – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad melepas secara simbolis 7 ton ikan kerapu ekspor di Pulau Sirai, Kabupaten Bintan, Senin (15/9/2025).
Rinciannya, 3,5 ton ikan kerapu tiger, cantang, dan lumpur dari Pulau Sirai bergabung dengan 3,5 ton ikan kerapu asal Sedanau, Bunguran Barat, Natuna, untuk diekspor ke Hongkong, China.
Acara ini juga dihadiri secara virtual oleh Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Tornanda Syaifullah serta Direktur Tindakan Karantina Ikan Barantin Akhmad Al Faraby.
Hadir langsung di lokasi, Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura, Kepala DKP Kepri Said Sudrajad, Kepala Balai Karantina Kepri Hasim, sejumlah pimpinan OPD, serta Ketua DPD HNSI Kepri sekaligus pimpinan PT Pelayaran Nasional Putri Ayu Jaya, Eko Prihananto.
Pelepasan ini penting karena menandai berjalannya kembali ekspor komoditas perikanan Kepri ke Hongkong setelah sempat terhenti selama tujuh bulan.
Gubernur Ansar menyebut, potensi perikanan Kepri sangat besar, baik perikanan tangkap, budidaya, maupun pengolahan hasil laut.
Untuk menjaganya, Pemprov Kepri menyiapkan kawasan konservasi perikanan budidaya seluas sekitar 2,9 juta hektare.
“Ketika ekspor sempat terganggu, kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemangku kepentingan. Alhamdulillah, berkat kerja sama lintas kementerian, lembaga, hingga kedutaan besar, hari ini ekspor bisa kembali berjalan,” kata Ansar.
Ansar menambahkan, terhentinya ekspor selama tujuh bulan menyebabkan potensi kehilangan pendapatan sekitar Rp3 miliar per bulan.
Dengan dibukanya kembali jalur ekspor, ia optimistis kontribusi Kepri terhadap devisa negara akan meningkat.
Direktur Tindakan Karantina Ikan Barantin, Akhmad Al Faraby, menyampaikan apresiasi atas kerja sama semua pihak.
Menurutnya, keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi pembudidaya, pelaku usaha, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat.
“Ikan kerapu merupakan komoditas unggulan dengan nilai ekonomi tinggi dan permintaan besar di pasar internasional. Kami memastikan setiap produk yang diekspor sehat, berkualitas, dan tahan lama,” jelas Akhmad.
Sementara itu, Dirjen KKP Tornanda Syaifullah menuturkan bahwa nilai ekspor perikanan Indonesia pada 2024 mencapai USD 5,95 miliar atau naik 5,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Indonesia kini menjadi salah satu pemasok utama produk perikanan dunia dengan pangsa 3,2 persen dari total impor global.
“Negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat, Tiongkok, ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa. Khusus Kepulauan Riau, posisinya menempati peringkat kelima pengekspor ikan kerapu terbesar dengan nilai USD 3,88 juta atau 8,54 persen pada 2024,” jelas Tornanda.(*)






