Tanjungpinang, LintasKepri.com – Agar penerapan new normal tidak mempengaruhi aktivitas proses belajar mengajar, membuat Dinas Pendidikan (Disdik) mengambil tindakan agar pelajar masih tetap mendapatkan hak belajar mereka dengan diadakannya sistem daring.
Dengan menggandeng produk digital anak bangsa, Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang bersama Soultant Corporation mewujudkan sistem pendidikan berbasis daring yang terpumpun.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang Atmadinata, menjelaskan, sistem daring yang bernama Layanan Manajemen Pendidikan (Laman) Tanjungpinang tak ubahnya merupakan sekolah di rumah.
“Proses pemberian materi belajar sama seperti tatap muka hanya saja belajarnya di rumah. Dengan sistem daring ini, proses belajarnya akan lebih efektif karena tidak sekedar online, tetapi banyak sistem fitur yang bisa diaplikatifkan dengan hak akses yang beragam, seperti guru, siswa, wali murid, hingga kepada Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan,” ujar Atma dalam pembukaan sosialisasi “Belajar Dari Rumah”, Senin (13/7) di SD 014 Bukit Bestari kepada seluruh perwakilan SD dan SMP se-Tanjungpinang.
Sosialisasi sistem berbasis digital ini juga turut dihadiri Sekretaris Disdik Tanjungpinang Yasir, Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Amrizal, dan Kabid PTK Elisa Haprida, serta Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).
Diakui Atmadinata, meski sistem pembelajaran dengan pendekatan tekhnologi ini sedikit terlambat, namun kehadiran Laman diharapkan mampu memaksimalkan proses belajar mengajar, khususnya pelajar SD dan SMP.
“Sebenarnya kita belajar sistem daring ini sedikit terlambat. Seharusnya dari dulu kita sudah belajar dengan cara seperti ini,” ucapnya.
CEO Soultan Corporation Rudy Irwansyah dan Yoan S Nugraha menjabarkan beberapa kelebihan dari sistem Laman yang bisa diakses di semua perangkat digital yang terhubung dengan internet.
“Secara umum, selain ini adalah produk lokal, fiturnya lebih efektif, hak akses juga terintegrasi secara otomatis baik pihak sekolah seperti guru dan Kepala sekolah, Dinas Pendidikan, dengan pelajar dan orang tua siswa. Yang paling penting adalah kapasitas pengguna mampu di angka 10.000 user,” paparnya.
(rls)