Disamping Resah, Kondisi Pekerja Asal Sambas di Tanjung Unggat Dinilai Prihatin

Avatar
Ini ruko yang dijadikan tempat penampungan 293 pekerja Asal Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, di Jalan Sultan Machmud, Kelurahan Tanjung Unggat, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang.
Ini ruko yang dijadikan tempat penampungan 293 pekerja Asal Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, di Jalan Sultan Machmud, Kelurahan Tanjung Unggat, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang.

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Warga Kelurahan Tanjung Unggat, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang, resah dengan keberadaan ratusan pekerja asal Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang mengungsi di salah satu ruko di kawasan Jalan Sultan Machmud.

“Kami ada mendengar kabar dari warga bahwa para pengungsi di ruko tersebut ada yang berkeliaran dan tidak menerapkan protokol kesehatan,” ujar Pemuda setempat, Ricky Novrialdi, Minggu (7/6).

Selain itu, warga setempat juga prihatin dengan kondisi para pekerja tersebut.

“Kami merasa prihatin melihat kondisi tempat para pekerja itu ditampung karena tempatnya kecil dan tidak layak untuk mereka,” kata Ricky.

Oleh karena itu pemuda setempat, kata Ricky, melaporkan hal tersebut ke Plt Wali Kota Tanjungpinang Rahma agar diberikan solusi untuk pekerja asal Sambas itu.

“Kami meminta kepada Plt wali kota memberikan solusi agar saudara-saudara kita dari Sambas ditempatkan di tempat yang layak. Tujuannya agar mereka semua menjaga protokol kesehatan demi semua pengungsi,” tegasnya.

Sebelumnya, sebanyak 293 orang pekerja kayu di Riau Asal Sambas itu melakukan transit di Kota Tanjungpinang. 293 orang tersebut tiba di Tanjungpinang Jumat (5/6) malam.

Mereka ditampung di salah satu ruko di Tanjung Unggat untuk beristirahat sambil menunggu keberangkatan kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.

Penanggung Jawab Pekerja asal Sambas, Iwan, menjelaskan pekerja tersebut sebelum sampai di Tanjungpinang sudah dilakukan pengecekan kesehatan serta rapid test.

“Sudah dilakukan cek kesehatan bahkan rapid test sebelum sampai di Tanjungpinang. Saya jamin mereka aman,” tegas Iwan saat dijumpai di Tanjung Unggat kemarin.

Petugas Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, kata Iwan, sudah datang ke tempat pekerja ditampung.

“Tadi bu Susi (Kabid Penyakit Menular) ada datang. Dia bilang pekerja akan dilakukan rapid test ulang. Tapi belum dapat jadwal kapan,” kata Iwan.

Pemulangan pekerja ke Sambas masih menunggu jadwal kapal Pelni.

“Kita menunggu jadwal dari Pelni untuk memulangkan mereka,” tutur Iwan.

Sementara itu, Kabid Penyakit Menular, Susi, membenarkan jika dirinya bersama anggota telah mendatangi tempat penampungan pekerja tersebut.

“Ya, tadi kita datang kesana, memantau saja,” kata Susi saat dihubungi.

Ditempat terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tanjungpinang Teguh Ahmad Syafari, juga membenarkan perihal kedatangan pekerja tersebut.

“Iya, semalam ada sekitar 300 pekerja ada datang ke sini. Begitu sampai kita rapid test,” ucap Sekda kemarin.

Teguh meminta agar para pekerja tersebut tidak berlama-lama di Tanjungpinang.

“Kita minta mereka tidak lama disini. Tiga atau lima hari mereka langsung berangkat lagi ke kampung mereka. Kan tujuannya cuma transit saja,” tutupnya.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Tanjungpinang, Agus Jamaludin, juga membenarkan perihal kedatangan ratusan pekerja asal Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat ke Tanjungpinang.

Agus menerangkan, ratusan warga Sambas tersebut, merupakan pekerja yang masa bekerjanya di Hutan Tanaman Industri (HTI) Riau telah habis, dan ingin pulang, namun tidak ada transportasi.

“Pekerja tersebut ke Tanjungpinang dengan harapan bisa naik kapal Pelni ke Pontianak atau Sambas,” tutur Agus, Sabtu (6/6).

Berdasarkan dari hasil pemantauan yang dilakukan melalui Thermal Scanner, Agus menegaskan kondisi pekerja tersebut sehat semua.

Jelang kepulangan ke Kalimantan Barat, pekerja tersebut kata Agus, akan dilakukan rapid test yang akan dikoordinir oleh Paguyuban Sambas yang ada di Tanjungpinang.

“Hasil rapid tes bila non reaktif, maka akan dilakukan pengukuran suhu, nadi, saturasi oksigen dan diterbitkan klirens kes,” terang dia.

(san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *