Lingga, LintasKepri.com – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) berjanji memperbaiki bangunan SD Negeri 022 Kelas Jauh Pulau Buluh di Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga mengingat kondisi sekolah sudah rusak dan memprihatinkan.
“Tahun ini segera kita rehab sedang dan memperbaiki meubeler,” tutur Kadisdikpora Lingga, Junaidi Adjam kepada LintasKepri, Selasa (16/3).
Dinas Pendidikan tidak hanya melakukan rehab bangunan sekolah saja. Akan tetapi juga melakukan penambahan guru mengingat saat ini hanya satu orang tenaga pengajar di sana.
“Minimal empat orang guru kita tambah di sana. Nantinya direkrut melalui program rekrutmen PPPK atau GTT,” katanya.
Disinggung apakah Pemkab Lingga akan melakukan pembangunan sekolah baru, Junaidi mengungkapkan melakukan kajian terlebih dahulu. Karena, ada sekolah induk di Desa Penaah.
“Kajian dari jumlah penduduk dan jumlah usia anak yang akan sekolah bahkan sampai kepada ibu hamil. Mengingat ini sekolah kelas jauh, kita tidak mau nantinya buka kelas baru tetapi banyak kekosongan,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 022 Kelas Jauh Pulau Buluh, Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, kondisinya memprihatinkan bahkan mengancam keselamatan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.
Pantauan di lokasi, dua ruangan belajar sudah tidak layak digunakan sebagai tempat belajar mengajar. Atap tiang bangunan serta lantai terlihat sudah mulai rusak.
Selain itu, plafon terlihat bergelantungan. Struktur bangunan juga banyak yang sudah lapuk termakan usia.
Kepala Sekolah SDN 022 Pulau Buluh, Taufik, dihubungi LintasKepri, menuturkan dari dua ruang kelas belajar (RKB) yang dimiliki sekolah hanya satu yang bisa digunakan.
“Satu ruangan sudah tidak bisa digunakan sama sekali. Kami tidak berani mengambil risiko dengan bangunan yang sudah rusak parah. Dikhawatirkan ambruk seketika,” ujarnya, Senin (15/3).
Dengan kondisi seperti itu, sambung Taufik, pelajar dari kelas I sampai VI terpaksa dikumpulkan dalam satu ruangan dengan jumlah 23 orang.
“Yang lebih miris lagi jika hujan deras tidak bisa melaksanakan proses belajar mengajar. Sebab, atap ruangan semuanya sudah bocor. Terpaksa proses belajar mengajar dihentikan bahkan sampai diliburkan,” kata dia.
Sekolah itu pada 2019 lalu pernah dikunjungi oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat. Kepala dinas saat itu melihat langsung kondisi sebenarnya. Pihak sekolah juga sudah mengajukan proposal bantuan ke Dinas Pendidikan.
“Jawaban dari Dinas Pendidikan untuk tahun 2021 sudah penuh. Nanti tahun 2022 baru bisa diajukan. Sedangkan kondisi ruang kelas belajar mengajar saat ini sudah seperti itu dan bagaimana nantinya nasib siswa-siswi,” ungkapnya.
Selaku kepala sekolah, Taufik berharap bantuan segera terealisasi untuk memperbaiki bangunan yang rusak.
“Agar siswa-siswi bisa nyaman belajar, tidak was-was lagi,” tuturnya.
(fza)