Dandim Natuna, Jaring Asmara di Perbatasan

Avatar
Tampak Dandim 0318/Natuna Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos. M.Tr (Han) didampingi Pasi Intel Kapten (Inf) Narta, saat menjaring Aspirasi Masyarakat (Asmara) di salah satu Daerah Perbatasan.
Tampak Dandim 0318/Natuna Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos. M.Tr (Han) didampingi Pasi Intel Kapten (Inf) Narta, saat menjaring Aspirasi Masyarakat (Asmara) di salah satu Daerah Perbatasan.
Tampak Dandim 0318/Natuna Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos. M.Tr (Han) didampingi Pasi Intel Kapten (Inf) Narta, saat menjaring Aspirasi Masyarakat (Asmara) di salah satu Daerah Perbatasan.

Anambas, LintasKepri.com – Komandan Satgas TMMD Ke-106 wilayah Kodim 0318/Natuna, Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos. M.Tr.(Han) mengunjungi masyarakat Desa Air Biru, Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, pada Sabtu (26/10/2019) pagi.

Bertolak dari Pelabuhan Letung menggunakan perahu nelayan, Ferry Kriswardana didampingi istri tercintanya dan sejumlah jajaran Kodim 0318/Natuna, tiba di pelabuhan Desa Air Biru sekitar pukul 10.45 Wib.

Setibanya di Pelabuhan Desa Air Biru, Ferry bersama rombongan disambut langsung oleh Kepala Desa (Kades), Kepala BPD dan masyarakat Air Biru. Selanjutnya rombongan menuju kediaman Kades.

Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas TMMD Ferry Kriswardana yang juga merupakan Dandim 0318/Natuna itu, untuk menjaring aspirasi masyarakat (Asmara) di Desa Air Biru, yang merupakan salah satu daerah di perbatasan NKRI.

Salah satu usulan yang paling utama ialah terkait salah satu program TMMD agar bisa ditempatkan kembali di Desa Air Biru, yakni sasaran fisik pembukaan jalan tembus antar Desa Air Biru dengan Desa Mampok, Kecamatan Jemaja.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kades Air Biru, Badri kepada Dansatgas TMMD Letkol Ferry Kriswardana.

Menurut Badri, alur jalan tembus berjarak lebih kurang sekitar 6,5 km tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakatnya. Pasalnya, saat ini di Desa Air Biru tidak memiliki pusat pelayanan kesehatan maupun pendidikan yang memadai.

“Sekarang kalau ada masyarakat kami yang sakit, atau anak-anak sekolah, harus menyebrang laut menggunakan perahu, itupun kalau cuacanya bagus,” keluh Badri, seperti dilansir dari jelajahkepri.com, edisi Sabtu 26 Oktober 2019.

Diketahui TMMD Wilayah Kodim 0318/Natuna tahun anggaran 2019, dengan sasaran fisik pembukaan jalan tembus Desa Air Biru dengan Desa Mampok hanya dianggarkan untuk 2000 meter alias 2 Kilometer saja. Sisanya diharapkan dapat dilanjutkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

Dengan demikian Badri berharap, TMMD selanjutnya dapat kembali dipusatkan di wilayahnya, melanjutkan pengerjaan pembukaan jalan, hingga benar-benar bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

“Kalau bisa minta tolong tahun depan TMMD bisa di sini lagi lah pak, kami sangat membutuhkan jalan itu, kasian masyarakat kalau harus menyebrang laut terus,” harap Badri, mewakili warganya.

Usulan lainnya seperti minimnya fasilitas listrik di Desa Air Biru juga disampaikan oleh Ketua BPD Aswarman kepada Letkol Ferry.

Diakui Sejak dua tahun terakhir, masyarakat Desa Air Biru tidak lagi menikmati listrik akibat rusaknya Dinamo Mesin Desa, serta putusnya sejumlah kabel listrik milik Pemerintah Kabupaten Anambas akibat tertimpa pohon.

“Anggaran Desa kita punya, tapi kita mau perbaiki belum ada penyerahan mesin Desa itu ke kita dari Pemerintah, takutnya pas kita perbaiki malah menyalahi aturan. Sekarang ini masih ngambang,” terang Aswarman.

Menanggapi berbagai usulan tersebut, Dansatgas TMMD Letkol Ferry mengatakan, pihaknya akan tetap menampung segala aspirasi masyarakat, untuk kemudian disampaikan kepada Pemerintah Daerah maupun Pusat sebagai bahan evaluasi.

“Tetap nanti akan kita koordinasikan lagi kepada Pak Bupati atau ke Komando Atas kami, supaya segala usulan ini bisa terealisasi dengan baik,” ucap Ferry.

Desa Air Biru diketahui berjarak lebih kurang 1 jam perjalanan menggunakan perahu dari Kecamatan Jemaja.

Dengan penduduknya lebih kurang 400 jiwa, mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Air Biru berprofesi sebagai nelayan tradisional. (Erwin/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *