Dandim Natuna Buat Emak-emak “Sakit Perut”, Ini Sebabnya !!

Avatar
Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos., M.Tr (Han) saat menerima Cinderamata dari Ketua Yayasan Fadhilah Natuna, Raja Peni Adriani.
Dandim 0318/Natuna Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos., M.Tr (Han) saat menyampaikan Materi Wasbang.
Dandim 0318/Natuna Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos., M.Tr (Han) saat menyampaikan Materi Wasbang.

Natuna, LintasKepri.com – Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0318/Natuna Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos., M.Tr (Han) memberikan materi Wawasan Kebangsaan (Wasbang) kepada para perwakilan dari sejumlah organisasi wanita yang ada di Kabupaten Natuna.

Dalam hal ini, Dandim Natuna bertindak sebagai narasumber, pada kegiatan Sosialisasi Pentingnya Wawasan Kebangsaan dalam rangka mencegah Faham Radikalisme bagi Perempuan di Kabupaten Natuna, yang digelar oleh Yayasan Fadhilah Natuna, bekerjasama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 120 orang peserta dari masing-masing organisasi wanita dan tokoh perempuan inspiratif yang ada di Pulau Bunguran Besar tersebut, dilaksanakan selama dua hari, dari tanggal 30-31 Desember 2019, di Aula Serbaguna Natuna Hotel, Jalan HR. Soebrantas, Ranai Darat, Kecamatan Bunguran Timur.

Pembawaan santai dan penuh humoris, membuat sejumlah peserta yang didominasi oleh emak-emak itu “sakit perut”, lantaran tak mampu menahan tawa atas lelucon yang disampaikan oleh Dandim, ketika menyampaikan materi Wasbang, guna mencegah munculnya faham radikalisme di wilayah perbatasan.

Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos., M.Tr (Han) saat menerima Cinderamata dari Ketua Yayasan Fadhilah Natuna, Raja Peni Adriani.
Letkol (Czi) Ferry Kriswardana, S.Sos., M.Tr (Han) saat menerima Cinderamata dari Ketua Yayasan Fadhilah Natuna, Raja Peni Adriani.

Alhasil, para peserta pun tampak begitu terhibur dan semangat, sehingga mampu mencerna sebagian besar materi Wasbang yang dipaparkan oleh sang narasumber tersebut. Cara itu dinilai cukup efektif dan menyenangkan para peserta sosialisasi, dengan harapan apa yang telah disampaikan dapat tersimpan di memori masing-masing peserta, untuk selanjutnya diamalkan ditengah kehidupan masyarakat.

Ferry menjelaskan, ada beberapa ciri seseorang telah terpapar faham radikalisme. Pertama, seseorang tersebut cenderung kurang bersosialisasi kepada masyarakat luas, karena menganggap ajaran yang ia anut lebih benar dari orang lain.

Kedua, biasanya seseorang tersebut mencoba mempengaruhi orang-orang terdekatnya (diluar keluarganya), yang sedang membutuhkan sesuatu atau yang sedang dilanda masalah. Sehingga ia berusaha untuk mendekati dan menawarkan bantuan kepada orang tersebut, untuk selanjutnya diajak mengikuti ajaran mereka (penganut faham radikal).

“Karena orang-orang ini (radikal, red) ada yang membiayai. Mereka punya modal untuk bisa membantu orang lain, sehingga orang lain itu termakan budi olehnya, dan berpotensi untuk ikut ajarannya,” ucap Ferry menerangkan.

Para peserta Sosialisasi Pentingnya Wawasan Kebangsaan saat mendengarkan pemaparan yang disampaiakan oleh narasumber.
Para peserta Sosialisasi Pentingnya Wawasan Kebangsaan saat mendengarkan pemaparan yang disampaiakan oleh narasumber.

Kemudian, sambung Ferry, orang yang telah terjerumus ke aliran radikalisme, biasanya setiap aktifitas yang dilakukannya tidak begitu mencolok dan cenderung menutupi latar belakangnya. Orang tersebut, kata Ferry, cenderung nekad untuk melakukan tindakan kriminalitas terhadap orang lain yang tidak sealiran.

“Karena orang itu sudah dijanjikan surga dalam ajarannya, jadi mereka tidak takut mati. Makanya mereka nekad-nekad,” katanya.

Lelaki asal Kota Banyuwangi Jawa Timur itu menambahkan, bahwa ada dua jenis faham radikalisme. Yaitu radikal kanan dan radikal kiri. “Radikal kanan itu untuk antar agama lain, dan Radikal kiri itu untuk memberontak Pemerintah,” jelasnya.

Ferry juga berpesan kepada para peserta, khususnya yang telah memiliki anak, agar senantiasa menanamkan jiwa patriotisme kepada para buah hatinya. Begitu juga bagi para tenaga pendidik (guru), supaya bisa memberikan wawasan kebangsaan kepada siswa-siswinya sedari dini.

Foto bersama usai kegiatan Sosialisasi Pentingnya Wawasan Kebangsaan untuk Mencegah Faham Radikalisme bagi Perempuan di Kabupaten Natuna.
Foto bersama usai kegiatan Sosialisasi Pentingnya Wawasan Kebangsaan untuk Mencegah Faham Radikalisme bagi Perempuan di Kabupaten Natuna.

Karena Ferry meyakini, anak-anak usia dini sangat cepat menangkap segala sesuatu yang mereka lihat dan dengar. Untuk itu ia berharap agar anak-anak dapat dibiasakan mendengar dan diajarkan hal-hal baik, demi kecintaannya terhadap tanah air NKRI.

“Ajarkan anak-anak kita itu tentang nama-nama pahlawan, semangat perjuangan pahlawan, supaya mereka mencintai para pahlawan, dan ingin seperti para pahlawan yang mampu mempertahankan keutuhan NKRI. Itu saja dulu, biar mereka tidak jenuh. Itulah salah satu cara kita mencegah radikalisme terhadap anak usia dini,” ujar Ferry.

Dalam kesempatan itu Ferry juga membuka ruang tanya jawab bagi para peserta, dengan tema yang berkaitan dengan Wasbang demi mencegah munculnya faham radikalisme di Indonesia, terutama didaerah ujung utara NKRI.

Selain Dandim Natuna, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari Anggota DPR RI Dapil Provinsi Kepri, Ansar Ahmad, Perwakilan Bakesbangpol Kepri Indra Syah Putra, serta Kapolres Natuna yang diwakili oleh Waka Polres Natuna Kompol Wisnu Edhi.

Laporan : Erwin Prasetio

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *