Dandim 0318/Natuna Belum Pastikan Ledakan Sisa Proyektil Latgap PPRC

Dandim 0318/Natuna didampingi Pasi Intel Kodim saat memberikan keterangan kepada awak media.
banner 728x90
Dandim 0318/Natuna didampingi Pasi Intel Kodim saat memberikan keterangan kepada awak media.
Dandim 0318/Natuna didampingi Pasi Intel Kodim saat memberikan keterangan kepada awak media.

Natuna, LintasKepri.com – Usai terjadinya sebuah ledakan di salah satu rumah warga di Desa Teluk Buton, Kecamatan Bunguran Utara, yang menewaskan 1 orang ibu rumah tangga, atas nama Lilawati (35), Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0318/ Natuna, Letkol Inf. Yusuf Rizal, yang diwakili oleh Pasi Intel Kodim, Kapten Inf. Narta bersama beberapa jajarannya, langsung melakukan pengecekan ke lokasi kejadian. Senin (12/02/2018) petang.

Sesampainya di TKP, Kapten Inf. Narta didampingi oleh Babinsa Teluk Buton, Serda Wahyudi, beberapa anggota Kepolisian dari Satreskrim dan Satbhara Polres Natuna serta beberapa warga setempat, langsung melakukan penyisiran di sekitar lokasi ledakan.

Saat dilakukan identifikasi, ditemukan beberapa serpihan munisi dan bahan peledak (Muhandak) jenis heli, tidak jauh dari lokasi ledakan.

Jenazah korban saat tiba dirumah duka.
Jenazah korban saat tiba dirumah duka.

“Tapi kami belum bisa pastikan Muhandak ini merupakan sisa proyektil saar Latgap (Latihan Gabungan, red) PPRC tahun lalu. Karena bahannya tidak sesuai dengan standart munisi TNI,” ujar Yusuf Rizal, di Makodim 0318/Natuna.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, beberapa warga Teluk Buton memang kedapatan mencari dan menyimpan Muhandak sisa Latgap PPRC 2017 lalu. Artinya sisa Muhandak tersebut memang sengaja disimpan warga dan bukan merupakan Muhandak yang tercecer disekitar pemukiman warga.

“Karena lokasi Latgap kemarin itu sangat jauh dari pemukiman penduduk, lokasinya disekitar Pulau Pendek, bukan di perkampungannya,” terang Dandim.

Dandim menghimbau agar warga Teluk Buton melaporkan dan menyerahkan sisa Muhandak kepada aparat TNI, bagi yang menemukan atau menyimpannya. Pasalnya kata dia, sisa Muhandak tersebut masih cukup berbahaya, meskipun sudah pernah meledak.

Anggota Satreskrim Polres Natuna saat melakukan identifikasi disekitar TKP.
Anggota Satreskrim Polres Natuna saat melakukan identifikasi disekitar TKP.

“Karena sisa musiunya masih ada, masih bisa menimbulkan ledakan. Makanya nanti saya akan segera perintahkan anggota saya untuk melakukan sosialisasi langsung kerumah-rumah warga, agar warga bersedia mengembalikannya ke kami,” tegasnya.

Dandim mengaku pasca Latgap PPRC, pihaknya telah melakukan penyisiran untuk mencari sisa-sisa Muhandak. Namun kata dia, karena keterbatasan personil dan lokasi yang sangat luas, serta adanya Muhandak yang terkubur dalam tanah, disinyalir alat pendeteksi Muhandak tidak mampu menjangkaunya.

“Selain melakukan penyisiran dan mensterilkan sekitar lokasi Latgap, kita juga sudah melakukan himbauan dan sosialisasi kepada warga, agar melaporkan ke pihak TNI saat menemukan benda mencurigakan jenis Muhandak,” katanya.

Dandim 0318/Natuna beserta jajarannya juga mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga korban. Pihaknya juga berjanji akan memberikan bantuan untuk meringankan beban keluarga.

“Besok (Selasa 13 februari, red) saya juga akan menjenguk keluarga korban,” pungkasnya.

Seperti diketahui sebelumnya sekitar pukul 12:45 Wib, Lilawati (korban) saat itu tengah memanggang ikan ditempat pembakaran ikan dirumahnya. Tiba-tiba saja tungku yang dipakainya untuk membakar ikan meledak dan melukai perut korban hingga terburai.

Korban langsung dilarikan ke RSUD Natuna, namun nyawanya tak terselamatkan. Diduga korban meninggal diperjalanan saat menuju ke RSUD Natuna.

“Dia masih sempat ngomong tolong aku, anak aku. Habis itu diam dan tidak bergerak lagi,” ujar Muksin, adik ipar korban yang turut membawa korban menuju RSUD.

Sementara itu Kuswanto, tetangga korban menyebutkan, bahwa anak sulung korban pernah kedapatan mencari dan menjual selongsong munisi ke tukang pembeli barang bekas.

“Karena nyarinya sama adik saya, nyari di Pulau Pendek, lalu dijual sama tukang rongsokan,” tutur Kuswanto.

Kedatangan jenazah korban disambut isak tangis dari pihak keluarga, yang sudah mengerumuni rumah korban usai kejadian.

Korban meninggalkan 1 orang suami dan 4 orang anak yang masih kecil. Bahkan putri bungsunya masih berusia sekitar 8 bulan.

Saat ini rumah korban dipasang garis pembatas polisi, agar tidak ada warga yang mendekat, untuk proses identifikasi lebih lanjut dari pihak kepolisian.

Laporan : Erwin Prasetio