Camat Bunguran Timur Merasa Hilang “Taring” untuk Berantas Pekat

Avatar
Camat Bunguran Timur, Asmara Juana Suhardi alias Pak Hai.
Camat Bunguran Timur, Asmara Juana Suhardi alias Pak Hai.

Natuna, LintasKepri.com – Camat Bunguran Timur, Asmara Juana Suhardi, menghimbau kepada seluruh Orang Tua, khususnya yang memiliki anak usia remaja, agar mengawasi buah hatinya, supaya tidak salah dalam bergaul dan berperilaku.

Pasalnya kata dia, di Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), fenomena mengkonsumsi obat batuk sirup merk komix dan menghisap lem, sudah mulai menyasar kepada anak-anak usia remaja.

“Sudah banyak anak-anak di Ranai ini yang suka ngelem dan ngomix. Bahaya ini,” ungkap AJ Suhardi, saat ditemui awak media diruang kerjanya, Jum’at (14/12/2018) siang.

Namun, Pak Hai (sapaan akrabnya) mengaku, pihaknya tidak bisa melakukan penindakan, terhadap para remaja yang berperilaku menyimpang ini, lantaran terbentur aturan.

“Kami tidak punya wewenang untuk menindak, itu ranahnya Satpol PP. Kami hanya bisa memberikan edukasi saja, mereka yang menindak. Misalnya kami sampaikan tempat-tempatnya yang biasa digunakan untuk anak ngelem dan ngomix, nanti mereka yang menindak lanjuti,” katanya.

Keterbatasan wewenang ini, membuat Pak Hai merasa kehilangan “taring” sebagai seorang Camat. Sehingga dirinya tidak bisa berbuat banyak dalam memberantas Penyakit Masyarakat (Pekat) yang terjadi diwilayah kerjanya.

Pak Hai menjelaskan, tidak semua Camat dibatasi wewenangnya dalam memberantas Pekat. Contohnya di daerah otoritas di luar Pulau Bunguran Besar. Para Camat yang bertugas diwilayah ini, boleh membuat Tim Pekat sendiri dan melakukan penindakan bagi oknum yang melanggar Perda.

“Waktu Saya di Sedanau (Kecamatan Bunguran Barat, red) kemarin beda, disana tidak ada Satpol PP, jadi kami punya Tim Pekat sendiri, yang bisa menjaring dan menyidang pelaku Pekat. Bergengsi Tim Pekat disana dulu, orang takut,” bebernya.

Meski demikian, Mantan Camat Bunguran Barat itu, mengaku sudah sering memberikan edukasi kepada para Orang Tua, agar selalu mengawasi anak-anaknya. Terutama pada jam wajib belajar siswa, baik siang maupun malam.

Namun kata dia, masih ada juga sebagian Orang Tua yang justru tidak terima anaknya ditegur, ketika kedapatan berbuat diluar batas kewajaran.

“Saya pernah menangkap anak sedang Ngelem dan Saya kembalikan kepada orang tuanya, tapi orang tuanya malah tidak terima, kan aneh,” bebernya.

Ia berharap kepada seluruh masyarakat, terutama para orang tua, agar bersama-sama ikut mengawasi dan peduli terhadap anak yang berperilaku menyimpang dilingkungan kita.

“Saya harap kita semua peduli dengan apa yang terjadi dilingkungan kita. Kita harus berani menegur dan melapor jika ada perilaku menyimpang terhadap anak. Terutama kepada para orang tua,” pungkasnya.

Laporan : Erwin Prasetio

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *