Bobby Kecewa Pelayanan Imigrasi Hang Nadim Batam

Avatar
Bobby Jayanto, Kordinator Charity Golf Kepri dan Ketua Kadin Kota Tanjungpinang
Bobby Jayanto, Kordinator Charity Golf Kepri dan Ketua Kadin Kota Tanjungpinang

-Cap Paspor Bayar Rp. 200 Ribu

Bobby Jayanto, Kordinator Charity Golf Kepri dan Ketua Kadin Kota Tanjungpinang
Bobby Jayanto, Kordinator Charity Golf Kepri dan Ketua Kadin Kota Tanjungpinang

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Kordinator Charity Golf Kepri, Bobby Jayanto membeberkan perilaku tidak menyenangkan hingga berujung Pungutan Uang liar (Pungli) kepada LintasKepri.com, yang dilakukan oknum petugas Kantor Imgrasi Bandar Udara Hang Nadim Batam, ketika dirinya memulangkan rekanannya lewat bandara tersebut, pada Jumat (20/5).

Dalam penjelasannya, Bobby menerangkan, Pungli tersebut bermula ketika dirinya membawa 31 Golfer (pemain olahraga golf,red) asal Tiongkok, Malaysia, dan Singapura dan para pemain golf lainnya berjumlah 60 pemain, dalam agenda pertandingan persahabatan, di Lapangan Bintan Ria, Bintan, Rabu (18/5).

Setelah mengikuti rangkaian kegiatan, mulai dari pertandingan golf persahabatan, hingga kegiatan amal, semisal penggalangan dana, pada malam harinya, kemudian kata Bobby dia membawa 31 turis tersebut ke Batam.

Lanjut Bobby menjelaskan saat di Batam, para Golfer yang dibawanya dari Bintan, bermain bersama Penggolf lokal dengan total pemain 80, hingga menggelar penggalangan dana, kerjasama PSMTI Batam.

Keesokan hari, kata Bobby para golfer dari China berangkat menuju Singapore melalui pelabuhan Batam Centre, sisa sambilan golfer dari Malaysia, Bobby mengantar mereka ke Bandar Udara Hang Nadim dengan menggunakan pesawat Malindo, Jumat (20/5), sekira pukul 11.50 WIB menuju Kuala Lumpur.

“Para tamu cek in di counter dengan lancar karena mereka membawa peralatan stick golf, setelah itu mereka 7 orang menuju counter Imigrasi untuk cek passport, yang 2 kebetulan sedang ke kamar kecil,” kata Bobby kepada media ini.

Sekembali dari toilet, Bobby mengatakan tamunya menuju counter, namun sayangnya kata Bobby petugas Imigrasi sudah tidak ada, dan kedua tamunya itu menanyakan kepada agen Maskapai Malindo, mengarahkan untuk diantar ke petugas Imigrasi.

“Disana pada waktu itu jam menunjukan pukul 11.05 WIB, kedua tamu saya dari malaysia menanyakan kepada agen Malindo, dan katanya counter sudah tutup tamu saya minta untuk diantar kepada petugas yang sedang piket di ruangan kantornya, ternyata ada banyak penampung yang juga menginginkan agar passport mereka di cap berjumlah sekitar 8 orang, terdiri dari anak-anak dan dewasa,” ungkapnya.

Dalam pengaduan kedua turis kepada Bobby, mereka tidak dilayani dengan baik oleh Petugas Imigrasi Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Katanya, mereka sempat berdebat hingga mengancam kedua rekannya itu. Padahal, Bobby sudah berpesan untuk membantu rekannya itu.

“Saya meminta agar petugas imigrasi tersebut bersedia membantu, tapi apa yang mereka dapat, adalah perkataan kasar dan marah kepada kedua teman saya, mereka sempat berdebat sehinga membuat petugas imigrasi tersebut tersingung, dan marah besar dengan kedua tamu saya dari Malaysia, serta membentak dengan suara keras mengusir tamu saya keluar dari ruangannya mengancam tidak akan cap pasport mereka berdua,” ungkap Bobby dengan nada sedikit kesal.

Sementara penumpang lainnya diberikan cap untuk bisa boarding, kata Bobby, pengakuan kedua rekanannya itu, mereka memberanikan diri menghadap petugas tersebut, mereka meminta maaf jikalau ada penyampaiannya yang tidak berkenan, meskipun bersedia memaafkan, namun ternyata ada modus didalam perkataan maaf itu.

“Pasport mereka di cap dengan harus membayar penalty sebanyak Rp.200 ribu per orang kepada petugas tersebut dan diterima tanpa memberikan resit tanda terima resmi dari instansi imigrasi,” bebernya sembari menirukan apa yang disampaikan kedua rekannya.

Bobby sangat kecewa dan malu atas perlakuan petugas Imigrasi kepada kedua turis yang dibawanya dari negara tetangga. Menurutnya, hal tersebut dapat merusak citra dan nama baik lembaga Negara.

Katanya, padahal di Kepri telah diberikan pelabuhan bebas visa paling banyak dari seluruh Indonesia, sesuai dengan intruksi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menjelaskan agar setiap pintu kedatangan bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk wisatawan.

“Namun apa yang terjadi di Hang Nadim telah merusak citra Bangsa Indonesia. Hal demikian apakah akan berlanjut terus dengan moral dan mental petugas yang ditempatkan digerbang masuk ke daerah kunjungan wisata di kepri? Dan siapa yang akan memperbaiki moral murahan oknum perusak citra korp Menkumham indonesia??? Saya tidak berani membayangkan seandainya kejadian ini diserahkan secara luas di berbagai media di dalam dan luar Negeri,” ungkapnya.

Pada akhirnya, Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang ini juga berpesan, bak pepatah “Jangan gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga”.

“Harapan saya agar petugas yang bertugas khususnya yang berhadapan dengan wisatawan benar-benar yang memiliki moral dan akhlak membangun nama baik indonesia di dunia luar,” tukasnya.

Sampai berita ini diunggah, terkait oknum petugas Imgrasi Bandar Udara Hang Nadim Batam, yang melakukan dugaan pungli terhadap dua wisatawan asing tersebut masih belum dapat dikonfirmasi. (Arie / Aji Anugraha)

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *