Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Analis politik Stisipol Raja Haji Tanjungpinang Zamzami A Karim sebut dinasti politik masih menjadi momok menjelang Pilkada 2024 di Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (24/3/2024).
Ia menerangkan fenomena dinasti politik semenjak 10 tahun terakhir semakin masif dari tingkat pusat hingga ke daerah.
“Kita lihat fenomena dinasti yang ada di tataran pejabat ini semakin menggila dan akan terus diwarisi, ini sebetulnya tidak boleh dalam demokrasi,” ungkapnya.
Lanjutnya, bahwa agenda reformasi yakni salah satunya melawan segala bentuk KKN.
“Nepotisme itukan adalah mendukung atau mendahulukan keluarga didalam keputusan politik, kalau kita lihat dinasti politik di Kepri ini kan sangat jelas baik di Ansar maupun di Rudi secara garis besar,” jelasnya.
Zamzami melanjutkan efek fenomena tersebut menutup peluang dan kesempatan bagi kader partai politik lain untuk terjun di panggung politik.
“Ini akan mempersempit ruang gerak bagi parpol untuk memajukan kader-kadernya yang lain, karna hanya menonjolkan figur keluarga pada parpol tersebut,” katanya.
Ia melihat sosok pada bursa calon kepala daerah yang muncul di masyarakat adalah orang yang sudah mempunyai rekam jejak keluarga yang kuat dalam panggung politik.
“Bursa calon Gubernur hari ini yang kita lihat orangnya itu-itu saja, akhirnya masyarakat juga lama kelamaan sudah terbiasa dengan fenomena tersebut, dan ini jelas menguntungkan bagi keluarga tersebut,” jelasnya.
Terakhir, Zamzami melihat bahwa budaya politik Indonesia hari ini memakai prinsip sungkan.
“Karena masih ada rasa ewuh pakewuh tidak enak dan takut tidak loyal kepada pimpinan,” tutupnya.
Diketahui beredar nama nama calon Gubernur Kepri yang digadangkan maju pada Pilkada 2024, yakni Ansar Ahmad, Muhammad Rudi, Raja Erizman, Yan Fitri yang diketahui mempunyai latar belakang keluarga politik yang kuat.(Mfz)
Editor: Brm
