Tanjungpinang, LintasKepri.com – Meminta untuk penambahan armada kapal tujuan Tambelan, Bintan untuk keperluan Halal Bihalal. Puluhan Mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Raja Haji Tanjungpinang, menggelar aksi unjuk rasa (Unras) di halaman kantor Dinas Perhubungan Provinsi Kepri, Senin (27/6).
Unras tersebut selanjutnya berakhir dalam audiensi di ruang rapat Dishub Provinsi Kepri. Mewakili aspirasi suara masyarakat Tambelan, salah satu mahasiswa, Gusti Randhish menyampaikan permohonan penambahan armada angkutan laut kepada Dishub Pemprov Kepri, guna mengangkut penumpang yang akan mudik dan mengikuti Halal Bihalal Akbar di kecamatan tersebut mengingat armada transportasi ke wilayah itu sangat minim.
“Karena kapal cepat MV VOC Batavia yang disubsidi Pemkab Bintan tak cukup untuk mengangkut penumpang Tambelan di Tanjungpinang yang akan mudik lebaran,” katanya.
Gusti mengatakan, masih ada 250 penumpang bahkan dapat terus bertambah jumlahnya yang terancam tidak dapat melakukan mudik ke Tambelan. Sementara penumpang yang akan ke Tambelan tercatat sebanyak 700 lebih. Sedangkan MV VOC Batavia hanya memiliki kuota 150 seat, dengan jadwal berlayar dari Tanjungpinang ke Tambelan yakni 28 Juni, 1 Juli, dan 4 Juli sebelum lebaran Idul Fitri tahun ini.
“Kami meminta Pemerintah Provinsi Kepri agar memberikan jaminan dan solusi untuk calon penumpang dari Tanjungpinang yang akan melakukan mudik ke Tambelan,” harapnya
Para Unras juga mengajak Anggota DPRD Kabupaten Bintan Dapil Tambelan, Helmi dalam audiensi tersebut. Dia menyatakan keberangkatan penumpang dari Tanjungpinang ke Tambelan akan sama dengan penumpang yang akan kembali lagi ke Tanjungpinang. Oleh karena itu ia meminta perlu adanya solusi yang jelas.
“Kegiatan Halal Bihalal ini harus terlaksana, terkait Dampak rusaknya KM Sabuk Nusantara 30 dan 39, bukan lagi suatu ancaman, melainkan sudah jadi bukti nyata dan ancaman kepada masyarakat Tambelan,” kata Helmi.
Menanggapi pernyataan mahasiswa dan anggota DPRD Bintan itu. Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Laut Kepri, Azis Kasim Djou, menerima aspirasi yang disampaikan tersebut. Dirinya menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin agar masyarakat Tambelan yang akan mudik dari Ibu Kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang dapat terangkut semua ke Tambelan
“Dari 250 calon penumpang yang terdata dan tak bisa diangkut oleh MV VOC Batavia, kemungkinan akan bertambah jumlahnya. Kondisi inilah yang kami carikan jalan keluarnya segera mungkin,” katanya.
Azis Kasim Djou juga berupaya agar Kapal Navigasi Jadayat bisa beroperasi, hal tersebut bertujuan untuk percepatan persiapan angkutan arus mudik Tanjungpinang – Tambelan, Bintan.
“Apabila harus menyewa kapal, kondisi keuangan daerah juga turut mempengaruhi hal ini,” tegasnya saat menjelaskan kepada sejumlah mahasiswa asal Tambelan.
Menurut Azis, sebelumnya juga KM Sabuk Nusantara 30 dan 39 diharapkan bisa selesai docking sebelum lebaran. Harapan tersebut tidak seperti kondisi di lapangan yang diharapkan. Karena saat ini Perintis yang sedang docking di Citra Shipyard Batam ditargetkan rampung usai lebaran Idul Fitri.
“Hari ini Pak Kadishub dan gubernur sedang rapat angkutan lebaran di Polda Kepri. Gubernur menyampaikan akan membantu masalah ini,” tegasnya.
Di sisi lain MV Lintas Kepri milik Pemprov Kepri juga bisa dijadikan alternatif lain sebagai salah satu solusi jangka pendek sebagai angkutan mudik.
“Tinggal menunggu perintah dari Gubernur. Dengan kondisi cuaca seperti ini, kapal Lintas Kepri layak untuk berlayar,” tutupnya. (Wae/Red)
Seperti yg disampaikan bahwa selama ini belum pernah terjadi banjir seperti ini. Bertolak dari kejadian yang langka ini pemerintah perlu menindaklanjuti baik mengevakuasi korban jika ada dan menberikan tempat perlindungan sementara bagi korban. Selain itu,penerintah harus benar-bebar tanggap untuk memberikan pelayanan sandang dan pangan. Mengingat Kecanatan Tambelan ajsesnya jauh dari Tanjungpinang,alangkah baiknya bekerjasama dengan Ikatan Masyarakat Tambelan yang ada di Kalimantan Barat seperti Singkawang dan sekitarnya.
Hal yang perlu ditangani segera dalam suasana seperti ini akses menuju dan kembali ke sekolah tetap berjalan dengan baik. Mengingat dalam waktu yang tudak terlalu lama SMA sederajad akan melakukan UN.Memang kalau dihitung hari masih lama,namun siswa secepatnya diberikan materi yang cukup memadai agar tidak mengalami kendala yang berarti.
Disamping itu Puskesmas harus dapat difungsikan sebagaimana biasa. Mengingat dampak dari banjir sangat menganggu kesehatan masyarakat seperti DBD,Disentri dsb. Penglaman serupa sering terjadi dengan penulis selama berada di Kabupaten Aceh Utara. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi. Bagi anggota masyarakat yang terkena musibah semoga tabah. In Syaa Allah ada hikmahnya di balik semua ini. Bagi yang akan dan balum memiliki rumah sebaiknya membangun di dataran tinggi agar terhindar dari musibah seperti saat ini. Hindari membangun rumah di pinggir tebing agar terhindar dari longsor dan erosi.