– Di TPA Sampah Tanjungpinang
Tanjungpinang, LintasKepri.com – Air mata Bripka Zulhamsyah Putra jatuh ketika menggelar Razia Perut Lapar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Jalan Ganet, kilometer 14 Tanjungpinang belum lama ini.
Air mata itu tak tertahan saat hati Bripka Zulham (sapaan akrabnya) tersentuh melihat kondisi pejuang pencari nafkah di area tumpukan sampah yang menggunung.
Aktivitas mengurai sampah yang dilakukan oleh puluhan orang di kawasan kumuh itu pun berhenti sejenak saat melihat mobil Jeep hitam datang.
“Sini ibu-ibu, bapak-bapak, makan siang dulu. Tak usah bayar,” kata Zulham turun dari Jeep hitam yang dikendarainya.
Wajah ceria dihiasi senyuman terpancar dari mereka yang bergulat dengan sampah mendengar ucapan Zulham. Ternyata polisi ini sudah ditunggu.
Zulham menyebut dua hari sebelum ke lokasi sudah menghubungi salah satu staf yang bekerja di TPA tersebut. Tujuannya agar pencari nafkah di tumpukan sampah itu tidak perlu membawa makan siang di hari Rabu (10/3).
“Alhamdulillah banyak yang menunggu saya di sini. Saya sampai meneteskan air mata,” ungkapnya.
Zulham sedih melihat masih ada perempuan dan laki-laki usia lanjut mengais rezeki di lokasi yang tak sehat itu.
“Saya bilang jangan dibayar, silahkan makan saja,” tuturnya.
Dari sini Bripka Zulham berniat tetap mengadakan Razia Perut Lapar setiap minggu di area TPA sampah Jalan Ganet.
Dalam kegiatan tersebut, dia juga membagikan masker dari Kapolres Tanjungpinang AKBP Fernando.
Zulham menyampaikan pesan protokol kesehatan seperti selalu menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi bepergian dan tidak berkerumun.
Di lain kesempatan, pada Sabtu dan Minggu lalu (6-7/3), Bripka Zulham juga sudah mengadakan Razia Perut Lapar bersama Club Off Road Tanjungpinang.
Zulham bersama rekan-rekan Off Road menyasar berbagai perkampungan dan pedalaman. Kegiatan tersebut bukan hanya Razia Perut Lapar menjual makanan siap saji Rp1000.
Putra Misritawati ini juga menjual sembako dengan harga Rp1000 berisikan 2 kg beras, 5 bungkus indomie, serta membagikan masker secara gratis kepada semua masyarakat yang ditemui.
– Terlahir dari Keluarga Sederhana
Ia terlahir dari keluarga yang sederhana. Sejak usia 8 tahun, Zulham sudah menjadi anak yatim. Misritawati, ibunya, berdagang di pasar dalam kondisi tidak dapat melihat (buta).
Sejak melahirkan Zulham hingga sekarang, Misritawati belum pernah melihat wajah anaknya. Zulham merupakan mata, tangan, dan kaki ibunya
Terlahir dari seorang ibu yang tak bisa melihat isi dunia tidak membuat Zulhamsyah Putra putus asa dalam menjalani kehidupan.
Ditinggal pada usia 8 tahun oleh ayah tercinta yang menghadap Sang Khalik karena gagal ginjal, dia diajarkan oleh ibunya berniaga.
Di usia sedang asyik-asyiknya bermain itu, Zulhamsyah harus mengais rezeki di kaki lima.
Dia bersama ibunya menjual kerajinan tangan ke wisatawan asing di seputaran Jalan Pos Tanjungpinang dengan kejujuran orang-orang yang membeli dagangannya saat itu.
Putra keempat dari empat bersaudara, buah pasangan mendiang Zulkarnain dan Misritawati ini, harus menjalani hidup seperti itu demi memenuhi kebutuhan hidup dan tuntutan ekonomi.
Orang tuanya itu masuk ke Tanjungpinang sejak tahun 1979.
“Ibu saya bisa membesarkan saya tanpa meminta-minta. Baginya saya adalah matanya, tangannya dan kakinya,” ucap Zulham.
Kehidupan manusia memanglah tak semuanya indah dan sama, ada yang miskin dan ada yang kaya. Namun, menurut Zulham, umur bukanlah suatu hambatan untuk mencari nafkah demi keluarga.
“Kami bukan orang kaya, bukan orang hebat, tapi kami bisa bahagia karena selalu bersama,” tuturnya yang lahir 11 Maret 1986 di Kota Tanjungpinang.
Zulham yang kini sudah berusia 34 tahun bersyukur terlahir dari seorang ibu yang hebat walaupun dari ia lahir sampai saat ini ibunya tidak dapat melihat tapi bisa menjaga anak-anaknya.
– Menempuh Pendidikan
Perjuangan orang tua yang keras membuat Zulhamsyah dapat mengenyam pendidikan seperti anak lainnya. Ia masuk ke Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) pertama kali di TK Mawar dan Al-Falah di usia 5 tahun.
Setelah berumur 6 tahun, Zulhamsyah melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) 001 yang kini sekolahnya itu telah menjadi Museum Kota Tanjungpinang.
Tamat dari SD dia melanjutkan ke SMPN 2 dan SMAN 2 Tanjungpinang. Tamat sekolah tahun 2004, Zulhamsyah diterima di Perguruan Tinggi USU, Medan, Sumatera Utara. Ia masuk perguruan tinggi lewat tes SPMB.
Di tengah perjalanan menempuh pendidikan di perguruan tinggi tepatnya semester 4, ibunya terkena stroke.
Zulham memilih cuti kuliah karena wanita yang sangat disayanginya itu diuji oleh Allah SWT. Ia memutuskan untuk merawat ibunya.
– Jadi Polisi
Setelah 6 bulan merawat ibunya yang terkena stroke dan sembuh, Zulham mendapatkan informasi ada pembukaan pendaftaran kepolisian.
Bermodalkan doa ibu yang ia yakin bisa langsung didengar oleh Allah SWT, Zulham memilih mendaftar. Alhasil lulus di gelombang ke-2 tahun 2006 sebagai polisi.
Setelah lulus pendidikan kepolisian, Zulham berdinas di Polres Lingga tepatnya di Dabo Singkep selama 3 tahun dengan pangkat Bripda.
“Berkat doa ibu yang menembus langit dan didengar oleh Allah SWT, alhamdulillah saya lulus sebagai polisi,” tuturnya.
Zulham mengajak sang ibu untuk ikut bersama dan merawatnya walau sudah menjadi polisi.
Di tahun 2009 dirinya pindah tugas kembali ke kampung halaman Kota Tanjungpinang.
Dari situ kebahagian besar ibunya terpancar karena sang anak berhasil menjadi seorang polisi. Dimana, selama ini orang-orang banyak merendahkan ibunya dan tidak yakin jika anaknya akan menjadi polisi.
“Pesan ibu saya jangan pernah membalas hinaan orang. Tapi balaslah dengan kebaikan. Maka jalanmu akan selalu diridhoi oleh Allah SWT,” ucapnya.
Di umur ibunya yang sudah mendekati 70 tahun, Zulham kembali harus menghadapi cobaan. Pada tahun 2020 ibunya terkena serangan jantung.
11 hari ia berada di ICU RSAL dr. Midiyato Suratani menemani ibunya itu.
“Tidak sedetikpun saya tinggal. Mukjizat Allah pun terjadi. Ibu saya pulih kembali walau sampai saat ini jantungnya harus dibantu dengan obat-obatan, tapi ibu saya masih bisa menghirup udara yang ada di dunia ini,” kata dia.
Menurut Zulham, ibunya itu tidak pernah mengeluh, tidak pernah menyusahkan dan tidak mau menjadi beban untuk anak-anaknya.
“Saya beruntung punya ibu seperti dia. Semoga Allah SWT selalu memberimu kesehatan ibu,” katanya.
– Dipercaya Jadi Walpri Kepala Daerah
Pasca beberapa tahun menjadi polisi dan nikah sejak 2012 dengan Findianita, pria yang telah dikaruniai seorang anak perempuan ini pernah menjadi pengawal pribadi (walpri) mendiang Syahrul.
Ia mendampingi almarhum Syahrul sejak 2017 yang saat itu menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tanjungpinang. Zulham juga terlihat mendampingi mendiang saat maju Pilwako Tanjungpinang 2018 lalu.
Mendiang Syahrul menang dalam kontestasi pemilihan kepala daerah Tanjungpinang sebagai wali kota, saat itu berpasangan dengan Rahma.
Zulham kembali dipilih oleh mendiang sebagai walpri Wali Kota Tanjungpinang. Ia kagum dengan sosok inspiratif mendiang Syahrul. Baginya, sosok almarhum adalah orang yang sangat sabar.
“Almarhum adalah sosok yang religius dan penyabar. Saya menganggap almarhum adalah ayah saya sendiri, begitu juga sebaliknya. Dia juga menganggap saya seperti anaknya sendiri. Selama mendampingi beliau dan menjaganya, saya tidak pernah melihat ayah marah,” ungkapnya yang kini sudah berpangkat Brigadir Polisi Kepala (Bripka).
– Razia Perut Lapar Ala Bripka Zulhamsyah Putra
Nama Bripka Zulhamsyah Putra mendadak viral di media sosial akhir-akhir ini. Namanya menjadi terkenal dalam sekejap atas pemberitaan di media daring dan televisi soal program Razia Perut Lapar yang digagasnya di Tanjungpinang.
Razia itu bukan membuat takut warga seperti yang dipikirkan. Justru membuat warga senang dan berbondong-bondong menuju mobil Jeep hitam yang digunakan oleh Bripka Zulham dalam melakukan razia.
Ternyata razia tersebut membantu masyarakat membeli makanan siap saji dengan harga murah cukup bayar Rp1000 atau seikhlasnya.
70 porsi makanan siap saji bahkan lebih sengaja dipersiapkan oleh Bripka Zulhamsyah untuk warga. Sasarannya adalah orang yang kurang mampu maupun anak-anak yatim.
Antusias warga terlihat saat mengantre makanan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Zulham juga ikhlas memberikan makanan tanpa dibayar seharga tersebut jika ada warga yang tidak membawa uang.
“Tidak apa-apa ibu, bapak, tak bawa uang saya tetap kasih makanan,” ucap Zulham didampingi sang istri, Findianita kepada warga.
Zulham menilai antusiasme warga luar biasa. Ia merincikan dalam sehari menghidangkan menu yang berbeda-beda dan habis dari 50 hingga 70 porsi makanan. Dirinya juga berencana menambah porsi.
Warga di lokasi juga mendoakan Bripka Zulham agar selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT.
“Semoga bapak polisi diberikan kesehatan oleh Allah SWT dan murah rezeki,” ucap seorang wanita saat menerima makanan siap saji.
Bripka Zulham melakukan hal itu karena pernah menjumpai orang yang sulit untuk membeli makanan karena faktor ekonomi.
Dari kejadian itu ia dan sang istri Findianita, memikirkan bagaimana cara untuk membantu orang yang sedang kesulitan. Dari situ hatinya tergerak ingin membantu sesama dengan tidak merendahkan.
“Meskipun ini nasi bantuan, tapi karena tidak mau merendahkan mereka, maka mereka tetap membeli nasi ini namun dengan harga Rp1000 atau seikhlasnya. Mereka bayarnya dengan cara memasukkan uang ke dalam toples. Jadi, saya tidak tahu mereka bayarnya berapa,” kata Zulham.
Ps Panit Satuan Intelkam yang bertugas di Polsek Kawasan Pelabuhan Sri Bintan Pura, Polres Tanjungpinang itu sudah melakukan Razia Perut Lapar di sejumlah wilayah di Tanjungpinang.
Seperti di depan Kantin KP3 seputaran Polsek Kawasan Pelabuhan SBP (depan Gedung Daerah), kemudian di lokasi Jalan Usman Harun, Teluk Keriting, Kelurahan Tanjungpinang Barat, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kota Tanjungpinang. Disusul Jalan Dompak Lama, Kelurahan Dompak, Kecamatan Bukit Bestari.
Hingga saat ini program Razia Perut Lapar Ala Bripka Zulham sudah beberapa hari berjalan di lokasi yang berbeda-beda. Program ini terus dilakukan setiap hari dari pukul 13.00 WIB hingga selesai.
“Saya melakukan hal ini selama saya sehat,” tutupnya.
– Kapolda Kepri Salut dengan Program Razia Perut Lapar
Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman meninjau langsung Razia Perut Lapar yang dilakukan oleh Ps Panit Sat Intelkam Polsek Kawasan Khusus Pelabuhan (KKP) Sri Bintan Pura (SBP), Bripka Zulham di pintu masuk Pelabuhan SBP, Kota Tanjungpinang, Senin (22/2) siang lalu.
Dengan berjalan kaki dari Gedung Daerah Tanjungpinang saat itu, Aris langsung menuju mobil Suzuki Katana Hitam jenis Jeep milik Zulham yang digunakan sebagai tempat melayani masyarakat yang terkena Razia Perut Lapar.
Aris mengaku salut dengan apa yang dilakukan oleh Zulham bersama istri Findianita. Menurutnya, yang dilakukan Zulham menjadi contoh bagi anggota Polri yang berada dibawah komandonya.
“Ini bagus, dapat menjadi contoh untuk anggota saya. Saya kaget ketika mendapat kabar bahwa anggota saya berjualan nasi harganya Rp1000 atau seikhlasnya,” nilai perwira bintang dua di pundaknya ini.
Bripka Zulham dinilai ikhlas membantu masyarakat. Hal itu sebagai bentuk rasa kepedulian sesama. Ditambah lagi saat ini pandemi COVID-19. Sehingga, masyarakat sangat terdampak dengan kondisi tersebut.
“Semoga apa yang dilakukan anggota saya ini (Zulham) menjadi ladang pahala buat dia,” tutur Kapolda Kepri.
Kapolda saat itu juga menyerahkan sejumlah bantuan untuk digunakan Bripka Zulham dalam melakukan Razia Perut Lapar.
(dar)