35 ASN Tanjungpinang Mengadu Kepada BKD

Avatar
Sekdako Tanjungpinang Riono
Sekdako Tanjungpinang Riono

– Menyelesaikan Persoalan Kehidupan

Sekdako Tanjungpinang Riono
Sekdako Tanjungpinang Riono

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Sebanyak 35 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang mengadu ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk menyeleseikan persoalan hidup mereka.

“”Setiap tahunnya pengaduan terus meningkat 30 sampai 45 orang terus mendatangi konseling untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan. Tahun 2015 saja sudah ada 35 orang ASN yang sudah mencari solusi di BKD,” kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Tanjungpinang, Riono belum lama ini.

Dia membeberkan, bahwa persoalan dalam kehidupan memang tidak pernah ada habisnya. Kata dia, terkadang perlu bimbingan dan nasihat kepada pihak ketiga, semisal teman, rekan kerja, maupun keluarga untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Terutama, untuk profesi Pegawai Swasta maupun Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Tekanan pekerjaan untuk lebih efektif sulit diseimbangkan dalam masalah sehari-hari, sperti masalah “periuk nasi” yang perlu diisi setiap harinya. Maka sudah barang tentu perlu adanya mediasi atau curahan hati (Curhat) atas ke-galauan hidup. Hal ini dianggap perlu dikarenakan adanya interaksi dua arah dalam menyelesiakan setia persoalan,”kata mantan Kepala BKD Provinsi Kepri tersebut.

Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, sambung Riono membuka tempat pengaduan pegawai atau bimbingan konseling, hal tersebut sebagai bentuk mediasi atas keluhan dan permasalahan pekerjaan maupun kehidupan dari pegawainya.

“Kita memiliki konseling di BKD untuk para pegawai, yang dapat digunakan untuk mengatasi permaslahan pegawai baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadinya,” kata mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepri tu.

Hal itu dilakukan sebagi bentuk langkah cepat pemerintah Kota Tanjungpinang mengatasi masalah sebelum berkelanjutan. “Saya lebih suka tindakan prefentif dari pada akuratif. Artinya melakukan tindakan sebelum kejadian,” katanya.

Diketahui, setiap tahunnya pengaduan atau bimbingan konseling dari para pegawainya terus meningkat. Hal ini menunjukkan banyaknya masalah dalam kehidupan para pegawainya. Namun, bimbingan konseling ini diharapkannya dapat terus berkelanjutan, upaya untuk mengatasi persoalan yang ada.

“Setiap tahunnya pengaduan terus meningkat 30 sampai 45 orang terus mendatangi konseling untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan, tahun 2015 ada 35 yang sudah mencari solusi,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, kesulitan dalam mengajak mereka untuk konseling lantaran rasa malu untuk meyampaikan kepada para pembimbing, dengan alasan tertentu.

“Kebanyakan malu untuk melapor, semua karena takut masalahnya terbongkar, padahal untuk diketahui konseling merupakan sarana untuk mencari solusi dan bersifat rahasia,” tandasnya. (Aji Anugraha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *