Kepri, LintasKepri.com – Lebih kurang 33 ribu siswa yang baru lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Provinsi Kepri akan bersaing memperebutkan 24.241 kursi Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Muhammad Dali, menguraikan 24.241 kursi tersebut dirinci yaitu SMA sebanyak 15.869 kursi dan SMK sebanyak 8.372 kursi.
“Untuk SMA, Batam sebanyak 6.264 kursi, Tanjungpinang 1.800 kursi, Karimun, 2.592 kursi, Lingga 1.620 kursi, Anambas 648 kursi dan Natuna 1.541 kursi,” ujarnya, Kamis (10/6).
Sedangkan untuk SMK, sambung Dali, memiliki daya tampung di Batam 3.604 kursi, Tanjungpinang 1.728 kursi, Bintan 896 kursi, Karimun 1.024 kursi, Lingga 256 kursi, Anambas 352 kursi dan Natuna 512 kursi.
“Artinya saat ini kita sedang kekurangan rombongan belajar (kelas). Kita akan optimalkan kelas yang ada. Jika tidak masuk di sekolah negeri, ada sekolah swasta yang siap menampung,” tutur mantan Kepala SMK Negeri 3 Tanjungpinang ini.
Untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK/sederajat di Provinsi Kepri mulai dibuka 28 Juni hingga 2 Juli 2021 mendatang.
“Penerimaan murid baru masih menggunakan daring. Mengingat kondisi masih COVID-19,” ujar Muhammad Dali.
Dia menuturkan, untuk jalur masuk untuk SMA yaitu jalur zonasi 50 persen, prestasi 30 persen, afirmasi 15 persen dan perpindahan tugas 5 persen.
“Kalau SMK jalurnya ya jalur reguler 75 persen. Jalur reguler itu dilihat dari nilai raport, test bakat atau minat dan prestasi non akademik,” katanya.
Berikutnya ada jalur zonasi 10 persen dan afirmasi 15 persen.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin meminta agar Dinas Pendidikan dapat memastikan kuota siswa yang masuk SMA/SMK Negeri terpenuhi.
“Karena hampir setiap tahun permasalahannya selalu siswa tidak tertampung. Kan ini masalah klasik,” ujar dia.
Jika kekurangan kelas, Politisi PKS ini menginginkan agar Disdik segera membangun ruang kelas. Mengingat, kondisi sekarang masih COVID-19 sehingga siswa masih belajar daring.
“Situasi ini harus dimanfaatkan. Saat siswa masih belajar daring, setidaknya bisa untuk membangun ruang kelas baru. Jadi, siswa yang tidak tertampung ya diterima aja dulu. Begitu sudah waktunya masuk, ya jadi tertampung siswanya. Anggarannya sudah ada itu,” tegas Wahyu.
(san)