Tanjungpinang, LintasKepri.com – Memasuki hari ketiga, 18 korban tenggelamnya Speed Boat (kapal cepat bermesin) pengangkut Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal berhasil ditemukan, Rabu (25/1).
Speed boat yang karam di perairan Tanjung Leman, Mersing, Johor Malaysia diperkirakan membawa TKI Ilegal mencapai 40 orang.
“Jumlah korban diperkirakan mencapai 40 orang, sampai sekarang ini jumlah korban yang ditemukan 18 orang,” kata Danlantamal IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI AL S. Irawan.
Menurutnya, dari korban yang ditemukan, dua orang dalam kondisi selamat yakni satu laki-laki warga negara Malaysia dan satu warga negara Indonesia.
Lebih jauh Danlantamal IV Tanjungpinang ini mengatakan korban yang ditemukan meninggal dunia berjumlah 16 orang. Terdiri 9 jenazah laki-laki, dan 7 wanita.
Pangkalan Utama Angkatan Laut IV (Lantamal IV) Tanjungpinang menerjunkan tim Western Fleet Quick Response (WFQR) untuk melakukan koordinasi dalam rangka membantu proses SAR pada kecelakaan perahu yang karam di perairan Pantai Tanjung Leman Mersing Johor Malaysia, Senin (23/01) lalu.
Diberitakan sebelumnya, Komandan Lantamal IV Laksamana Pertama TNI S. Irawan mengatakan ruang kendali utama (RKU) WFQR Lantamal IV Tanjungpinang menerima informasi dari ILO Malaysia tentang kejadian kapal tenggelam di perairan teritorial Malaysia. Diduga perahu tersebut membawa TKI Ilegal yang berangkat dari Tanjung Bemban Batam menuju ke Malaysia.
“Berita mengenai tenggelamnya kapal pengangkut TKI Ilegal tersebut diterima oleh MRSC Johor sekitar jam 09:15 waktu setempat, dimana DM7 Tanjung Sadeli menginformasikan bahwa mereka telah menerima laporan dari masyarakat setempat tentang adanya sebuah perahu yang karam dan menemukan 9 mayat (2 laki-laki dan 7 perempuan) yang terdampar di pantai perairan Tanjung Leman Mersing Johor atau + 90 Km dari Johor Baru Malaysia,” ujar Danlantamal IV.
“SAR telah dilakukan oleh pihak berwenang Malaysia dengan mengerahkan kapal Penggalang 43 dan Pengawal 43. Mengingat tempat kejadian berada di perairan teritorial Malaysia, kita tidak bisa terjun langsung ke lokasi. Namun sampai dengan saat ini RKU WFQR Lantamal IV terus melaksanakan koordinasi dan pengumpulan data serta informasi mengenai perkembangan kejadian tersebut,” tambah Danlantamal IV ini.
Danlantamal IV mengatakan bahwa saat ini merupakan musim angin utara dimana gelombang laut cukup tinggi disertai dengan hembusan angin yang cukup kencang.
“Untuk itu di imbau kepada para pengguna transportasi laut agar memperhatikan faktor cuaca dan melengkapi sarana keselamatan guna meminimalisir terjadinya kecelakaan di laut,” katanya.
(redaksi)