TRANSPORTASI atau angkutan merupakan kebutuhan primer yang penting bagi masyarakat di segala kalangan karena pada hakekatnya manusia sangat melakukan perpindahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Transportasi di masyarakat Indonesia penting disebabkan karena beberapa faktor yaitu keadaan geografis Indonesia yang memiliki ribuan pulau kecil dan besar perairan dan terdiri dari sebagian laut sungai dan danau yang memungkinkan angkutan dilakukan melalui darat perairan maupun udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Hal penting lainnya akan kebutuhan transportasi untuk kenyamanan keamanan dan kelancaran pengangkutan yang memadai pelaksanaan penyebaran pembangunan dan juga pemerataan pembangunan.
Di kota batam mengalami persimpangan jalan di sektor transportasi kemunculan transportasi online memberikan aksessibilitas dan kenyamanan yang lebih baik bagi pengguna sedangkan di sisi lain memicu persaingan ketat dengan transportasi konvensional dan menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemacetan, polusi.
Dalam desentralisasi peran pemerintah daerah menjadi krusial dalam mencari solusi untuk mencapai transportasi yang berkelanjutan adil serta efisien.
Terjadinya perselisihan antara supir transportasi online dan supir transportasi konvensional disebab kan akses penggunaan transportasi online luas tidak ada batasan membuat transportasi konvensional sedikit di pergunakan oleh masyarakat.
Contohnya di pelabuhan Pelabuhan Telaga Punggur, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Terjadi kericuhan yang berawal karena taksi tersebut merasa penumpang mereka selalu diambil oleh taksi online sehingga terjadilah kesalahpahaman.
Permasalahan yang dihadapi oleh desentralisasi yaitu setiap daerah memiliki kebijakan dan regulasi yang berbeda terhadap transportasi online dan konvensional yang berakibat ketidakpastian dan kesulitan dalam menerapkan aturan secara nasional.
Peran desentralisasi menuju transportasi berkelanjutan yaitu pemerintah daerah mendorong integrasi antara transportasi online dan konvensional fokus kepada sistem transportasi umum yang terintegrasi dan efisien dilakukan melalui pembangunan infrastruktur yang mendukung seperti jalur sepeda,trotoar yang aman dan terminal yang terpadu.
Pemerintah perlu merumuskan regulasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan keselamatan keadilan dan keberlanjutan hal ini meliputi pengaturan tarif jam operasional dan persyaratan bagi para pengemudi.
Pemerintah daerah juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pekerja transportasi konvensional untuk meningkatkan kemampuan mereka dan beradaptasi pada era digital program ini dapat dilakukan melalui latihan keterampilan akses kepada teknologi dan juga bantuan modal pemerintah daerah membangun penggunaan transportasi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik sepeda dan transportasi umum massal.
Contoh peran desentralisai yang berhasil di kota Bandung menerapkan sistem transportasi berbasis teknologi seperti aplikasi pembayaran elektronik dan sistem informasi transportasi sedangkan di Kota Jogjakarta penggunaan sepeda sebagai transportasi alternatif dan membangun jalur sepeda yang aman dan nyaman.
Penulis: Alfitri yusuffaza khalifda Qrisdadra, Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).