Natuna, LintasKepri.com – Meski belum dioperasikan secara resmi, namun pemakaian pelabuhan laut di Kecamatan Midai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), sangat diapresiasi oleh masyarakat setempat.
Pasalnya, dengan dioperasikannya Pelabuhan di Kecamatan Midai untuk bersandar Kapal Pelni KM. Bukit Raya, sangat membantu masyarakat setempat, untuk mengangkut aktifitas orang dan barang dari Pulau tersebut.
Apresiasi ini juga diungkapkan oleh Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Natuna, Hadi Candra. Menurutnya, pengoperasian pelabuhan tersebut sangat penting, karena dapat memudahkan masyarakat Midai dan Suak Midai, untuk mengangkut orang dan barang.
“Alhamdulillah, meski belum diresmikan, namun Pemerintah telah mengizinkan untuk mengoperasikan Pelabuhan Midai. Ini sangat disambut baik oleh masyarakat. Kami sebagai lembaga penyalur aspirasi Rakyat, mengapresiasi langkah Pemerintah ini,” ungkap Hadi Candra, saat dijumpai awak media baru-baru ini.
Hadi Candra menceritakan, sebelumnya masyarakat harus berjuang melawan maut, saat akan naik dan turun ke KM. Bukit Raya, yang melakukan labuh jangkar di sekitar perairan Midai.
Hal itu, kata Hadi Candra, berpotensi sangat membahayakan calon penumpang dari dan ke Kecamatan Midai, yang menggunakan jasa Kapal milik Pelni tersebut.
“Dulu sangat mengerikan kalau mau naik kapal Bukit Raya. Karena calon penumpang harus terlebih dahulu menaiki pompong (kapal motor, red), ywng ukurannya tidak terlalu besar. Ini sangat membahayakan penumpang. Namun saat ini sudah enak, karena kapal Bukit Raya sudah bisa sandar ke Pelabuhan,” kenangnya.
Bahkan kata dia, pada tahun 2009 silam, aktifitas bongkar muat orang dan barang di Kecamatan Midai, sempat memakan korban jiwa, akibat terjadi kecelakaan. Peristiwa itu lantas membuat para calon menumpang sangat khawatir dan trauma, saat akan menaiki KM Bukit Raya.
Selain membahayakan para penumpang, kata Hadi Candra, aktifitas bongkar muat orang dan barang yang dilakukan diatas air laut, juga menambah biaya para calon penumpang, untuk menyewa pompong milik warga.
“Sekarang para calon penumpang tidak perlu lagi membayar ojek pompong. Jadi kan lebih hemat biaya. Masyarakat memang sangat bersyukur sekali dengan kondisi saat ini,” pungkas Politisi Partai Golkar tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Afrizal (26), pria asal Kecamatan Midai ini mengaku sangat bersyukur, karena Kapal Pelni sudah bisa bersanda langsung ke Pelabuhan di kampung halamannya.
“Oh pasti kami sangat bersyukur. Karena sudah berluluh-puluh tahun kami mendambakan Kapal Pelni sandar di Pelabuhan. Selain mengurangi resiko kecelakaan, juga menghemat ongkos perjalanan,” kata Afrizal, yang ditemui di Ranai beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, sejatinya Pelabuhan Pelni di Midai ini, sudah dibangun sejak tahun 1993 silam. Namun belum bisa difungsikan. Sehingga tahun 2013 dilanjutkan untuk menambah panjang pelabuhan dan akhirnya selesai pada tahun 2017 lalu.
Pelabuhan ini baru mulai dioperasikan, pada 08 April 2018 lalu. Saat itu, kapal Pelni jenis KM Bukit Raya, jurusan Pontianak-Serasan-Midai-Selat Lampa, sandar perdana di Pelabuhan tersebut.
Selain Pelabuhan yang ada di Kecamatan Midai, pelabuhan lain di Natuna yang dibiayai oleh APBN yang sudah beroperasi meski belum diresmikan, adalah Pelabuhan yang ada di Kecamatan Serasan. (Red)