Pantun Peninggalan Muhammad Sani Warnai Kampanye Ansar Ahmad di Tanjungpinang

Avatar
Pantun Peninggalan Muhammad Sani Warnai Kampanye Ansar Ahmad di Tanjungpinang
Calon Gubernur Kepri Nomor Urut 1, Ansar Ahmad saat kampanye di Kelurahan Air Raja, Tanjungpinang. Foto: Tim Media Sayang.

Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Ada hal yang menarik dalam setiap kampanye Ansar Ahmad, Calon Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) nomor urut satu.

Ansar kerap menyampaikan sebuah pantun ajakan yang ternyata dahulu juga digunakan oleh mantan Gubernur Kepri, almarhum Muhammad Sani, saat Pilkada 2014 lalu.

Pantun tersebut berbunyi “Burung kenek-kenek hinggap di atas batu, pesan kakek nenek jangan lupa coblos nomor satu.”

Pantun ajakan ini disambut meriah oleh pendukung dan warga yang hadir dalam kampanye Ansar.

Kehadiran pantun ini membawa suasana nostalgia, mengingatkan kembali pada sosok Muhammad Sani yang dicintai masyarakat Kepri.

Seperti yang terlihat dalam kampanye Ansar pada Minggu pagi (29/9/2024), di Kampung Purwodadi dan Perumahan Taman Seraya.

Ratusan warga menyambut pantun tersebut dengan antusias, banyak di antaranya yang mengacungkan satu jari sebagai simbol dukungan mereka.

Di hadapan para pendukung dan warga, Ansar menjelaskan bahwa pantun tersebut adalah peninggalan dari almarhum Muhammad Sani, yang sering menyampaikannya saat kampanye Pilgub Kepri 2014. Saat itu, HM Sani juga merupakan kontestan dengan nomor urut 1.

“Pantun ini adalah milik almarhum,” ujar Ansar mengenang.

Ansar menyatakan bahwa almarhum Sani adalah sosok yang terkenal dengan penggunaan pantun, baik dalam kehidupan pribadi maupun saat menjalankan tugas sebagai pemimpin.

Pantun baginya bukan hanya sebatas tradisi, tetapi juga sarana untuk berkomunikasi dengan masyarakat secara efektif.

“Beliau adalah sosok yang patut diteladani,” lanjut Ansar.

Ansar mengenang kedekatannya dengan almarhum Sani, terutama ketika ia menjabat sebagai Bupati Bintan, sedangkan Sani menjadi Gubernur Kepri.

Keduanya, menurut Ansar, memiliki hubungan yang erat, baik secara profesional maupun personal.

Pada masa kampanye Pilkada 2014, meskipun keduanya berkompetisi dalam ajang pemilihan, Sani tidak segan memberikan pujian kepada Ansar. Bahkan, almarhum sempat mengatakan bahwa Ansar adalah cerminan dirinya di masa muda.

“Kalau mau melihat saya dulu, lihatlah Ansar,” demikian pernyataan Sani yang kembali dikenang oleh Ansar Ahmad di hadapan para pendukungnya.

Pantun yang disampaikan Ansar Ahmad dalam kampanyenya ini bukan hanya sekadar bentuk nostalgia, tetapi juga menjadi simbol kelanjutan dari nilai-nilai kepemimpinan yang ditinggalkan dan dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat dan memegang kuat tradisi lokal.(*)

Editor: Brm

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *