Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Pemerintah tengah menggodok wacana meliburkan anak sekolah selama sebulan penuh pada bulan suci Ramadhan 2025.
Wacana tersebut saat ini masih dalam pembahasan dan akan ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri.
Meski belum resmi diberlakukan, sejumlah orang tua murid di Kota Tanjungpinang menolak rencana ini, karena dinilai akan berdampak buruk bagi siswa.
Budi, salah satu orang tua murid yang bersekolah di SMP Negeri 2 Tanjungpinang, merasa keberatan jika anaknya harus diliburkan sebulan penuh selama bulan ramadhan.
Menurutnya, hal itu justru menimbulkan dampak buruk terhadap anak sekolah itu sendiri, seperti malas belajar dan tidak produktif.
“Kalau bisa jangan, karena pasti mereka lebih banyak mainnya ketimbang belajar, apalagi game online itu tak bisa dihindarkan,” ungkap Budi kepada Lintaskepri.
Dia menyarankan selama bulan ramadhan berlangsung, anak sekolah diberikan kegiatan kerohanian dan keagamaan dibanding harus diliburkan.
“Kegiatan positif seperti pesantren kilat lebih bagus di adakan kembali agar siswa lebih produktif,” sarannya.
Hal senada diungkapkan orang tua murid bernama Eko, dia menambahkan agar libur sekolah di terapkan hanya dipertengahan bulan saja.
“Jangan libur full, kalau bisa seperti kemaren di awal masuk puasa saja libur sehari dua hari, nanti pas mau menyambut idul fitri baru libur kembali gitu, anak anak sekarang kalau libur pasti main game terus,” keluhnya.
Sebagai informasi, libur penuh di bulan suci ramadhan pernah di berlakukan saat Presiden ke 4 Abdurahman Wahid menjabat, saat ini wacana tersebut kembali mencuat ke publik. (Mfz)
Editor: Ism