Tukang Nilai Proyek “Amburadul” Mubazir dan Tak Berguna Dibuat Diatas Laut

Avatar
Terlihat Pekerja sedang Memperbaiki Proyek Amburadul di Jalan Kuantan Kota Tanjungpinang.
Terlihat Pekerja sedang Memperbaiki Proyek Amburadul di Jalan Kuantan Kota Tanjungpinang.
Terlihat Pekerja sedang Memperbaiki Proyek Amburadul di Jalan Kuantan Kota Tanjungpinang.
Terlihat Pekerja sedang Memperbaiki Proyek Amburadul di Jalan Kuantan Kota Tanjungpinang.

Tanjungpinang, LintasKepri.com Sejumlah tukang dan pekerja terlihat mulai mengerjakan proyek parit (Drainase) “Amburadul” di Jalan Kuantan Gang Putri Ledang 12 A Kota Tanjungpinang, Jum’at (5/2).

Bahkan, proyek “Amburadul” tersebut dinilai tukang dan pekerja mubazir dan tak layak dibuat diatas permukaan laut. Karena, parit (Drainase) yang berfungsi membuang air maupun kotoran dari rumah tangga itu jika laut pasang akan hilang dan tak tampak secara kasat mata.

“Proyek parit ini tidak ada gunanya dibuat diatas permukaan laut. Laut inikan sudah kotor, dan jika kotoran dibuang di laut ini saat air pasang akan dibawa langsung oleh arus air. Seharusnya drainase ini dibikin ditempat yang layak dan pas. Jika air pasang, parit ini akan tenggelam. Kami hanya pekerja, karena sulit mencari uang. Paret ini dibuat bukan ada guna juga bang, dan untuk apa dipasang di laut,” sindir pekerja bernama Tulimin dilokasi.

Kepala Seksi (Kasi) Cipta Karya (CK) di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tanjungpinang, Rian Herdiana yang diduga turun ke lokasi proyek parit “Amburadul” tersebut.

Munculnya nama Rian setelah disebut Ahok pemasok material bangunan yang diduga dipergunakan untuk memperbaiki parit tersebut.

Ketika media ini mencoba menemui Rian yang disebut Ahok dengan tujuan konfirmasi di Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tanjungpinang, Jum’at (5/2), Rian tidak berada di kantor, yang ada Kepala Bidang (Kabid) CK, Muhammad Irfan sedang rapat diruang rapat kantor DPU.

Kemudian, salah seorang staffnya mengatakan, Rian adalah Kabag keuangan, dan ternyata informasi itu salah. Sementara, staff lainnya menyebutkan Rian merupakan Kasi Cipta Karya. Hal ini menimbulkan tanda tanya mengenai sosok Rian sehingga staff lain dilingkungan Dinas PU Kota Tanjungpinang tidak mengetahui nama seorang Kabag dan Kasi-nya.

Bahan Proyek.
Bahan Proyek.

Informasi yang dihimpun LintasKepri.com dari staff tersebut, Rian berada diruang Rapat sedang membahas pengerjaan proyek. Namun tidak disangka malah M.Irfan yang diduga Kepala Bidang CK ini keluar dari ruang rapat dengan wajah “masam”.

”Kenapa?, mau pakai ruang rapat,” ucapnya ketika ditanya media ini.

Mendengar jawaban tersebut, timbul pertanyaan apakah bebas bagi umum untuk mempergunakan ruang rapat di kantor tersebut dimana seorang pejabat tidak bisa membedakan yang menggunakan pakaian dinas dan pakaian kaum awam.

Ucapan yang dilontarkan oleh Kabid CK ini menunjukan etika yang kurang sopan terhadap wartawan. Seakan alergi dengan kehadiran wartawan di kantornya.

Anehnya, seorang pejabat “Kurang beretika” ini masih dipakai oleh Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah SH. Ditakutkan jika pejabat ini tetap dipakai di instasi tersebut, diduga akan mencoreng nama baik Kepemimpinan, Lis-Syahrul.

Selang beberapa menit rapat usai, Rian tidak terlihat diruang rapat. Salah seorang Satpam yang bekerja di DPU ini mengatakan, Rian sudah pergi dari awal sebelum media ini hadir.

“Pak Rian sudah pergi dari tadi bang, sebelum abang datang, yang ada diruang rapat tadi, Kabidnya bang,” ucap Satpam sambil berlalu.

Ketika media ini mencoba mencari M.Irfan yang diduga Kabid CK guna konfirmasi, klarifikasi terkait nama Kepala seksi tersebut yang turun ke lokasi proyek parit “Amburadul” itu, yang bersangkutan menghilang.

Proyek yang terkesan menghabiskan anggaran Pemerintah dan minimnya pengawasan dari dinas terkait, diharapkan Kejari Tanjungpinang turun kelokasi dan mengusut dugaan korupsi di proyek DPU Kota Tanjungpinang yang “Amburadul” alias semerawut ini.

Pantauan terakhir LintasKepri.com dilokasi proyek parit “Amburadul” tersebut terdapat tumpukan bahan material bangunan seperti pasir dan batu granit sebagai bahan memperbaiki proyek parit “Amburadul” tersebut. (syh/Afriadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *