
Tanjungpinang, LintasKepri.com – Pengamat Ekonomi, Winata Wira, meminta Wali Kota Tanjungpinang Rahma segera mengirimkan nama ke DPRD setempat untuk pengisian jabatan wakil wali kota yang kosong.
Nama yang sudah dikirim oleh partai pengusung kepadanya itu (Rahma,-red) ada Ade Angga (Golkar) dan Endang Abdullah (Gerindra). Sedianya nama ini diteruskan ke DPRD setempat yang kemudian dipilih untuk mengisi jabatan Wakil Wali Kota Tanjungpinang.
Jabatan Wakil Wali Kota Tanjungpinang harus segera diisi karena beban pembangunan daerah semakin hari semakin bertambah dengan terjadinya pandemi yang telah berdampak terhadap kegiatan ekonomi di masyarakat.
“Yang diperlukan masyarakat dari Pemerintah Kota Tanjungpinang adalah upaya dalam memulihkan ekonomi yang setahun ini telah turun drastis di angka minus 3,4 persen,” tutur Winata, Selasa (16/3).
Dia menjelaskan, saat Rahma sendirian tidak ada pendamping maka akan kesulitan untuk mencari strategi menjaga daya beli masyarakat, mengerem kemiskinan dan memperluas kolaborasi serta sinergi dengan berbagai pihak. Terutama mengangkat kembali sentimen positif dunia usaha untuk berinvestasi agar lapangan kerja kembali terbuka. Tumpuan percepatan pemulihan ekonomi ada di kolaborasi dan sinergi. Jadi tak mungkin ada ruang untuk politik disinformatif.
“Bagaimana kepercayaan publik bisa tumbuh jika elitnya sengaja memainkan politik disinformatif atau hoaks. Jika tak ada kepercayaan publik tentu seterusnya sulit membangun kepercayaan dunia usaha,” tegas Wira.
Terlebih lagi menurut dia, politik disinformatif sangat bertolak belakang dengan fakta sebagian besar warga Tanjungpinang yang merupakan kalangan terdidik karena berakibat tersebarnya pembohongan dan kepura-puraan yang tidak pantas.
“Hentikanlah politik disinformatif semacam ini. Sangat tidak berkelas untuk level literasi warga Tanjungpinang yang terbuka dan cerdas,” pinta Wira.
Pengisian jabatan wakil wali kota seharusnya bisa dimaksimalkan sebagai kabar gembira bagi masyarakat. Karena, akan mensuplai sumber daya tambahan dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi. Hal ini tentu menyangkut kepentingan masyarakat luas dan bukan lagi mengedepankan ego-ego politik semata.
“Masyarakat kadang percaya bahwa pemulihan ekonomi lebih membutuhkan komposisi kepemimpinan dan manajemen yang kuat dibandingkan ego individual,” ujar Akademisi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) ini.
(san)